
Simak Saham yang Menggila Pekan Ini, Ada yang Meroket 80%!

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil membukukan kinerja yang cemerlang pada pekan ini, di mana pekan ini merupakan pekan pertama di tahun 2022.
Melansir dari Refinitiv sepanjang pekan ini, indeks bursa saham acuan nasional tersebut melonjak 1,82% secara point-to-point. Pada perdagangan Jumat (7/1/2022) kemarin, IHSG pun ditutup melesat 0,72% ke level 6.701,32.
Meski masih berjarak sekitar 0,8% lagi dari level all time high (ATH) yang pernah ditorehkan pada November 2021 lalu, tetapi IHSG mampu mengakhiri pekan ini dengan torehan positif, karena dua hari perdagangan pekan ini yakni Rabu dan Kamis, IHSG sempat berbalik arah ke zona merah.
Selama sepekan, nilai transaksi IHSG mencapai Rp 66,4 triliun. Investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih (net buy) nyaris Rp 3 triliun, atau lebih tepatnya mencapai Rp 2,96 triliun di pasar reguler.
Seiring positifnya kinerja IHSG pada pekan ini, beberapa saham berhasil mencetak reli terbesar (top gainers) pada pekan ini.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), keenam saham yang menjadi top gainers pekan ini mengalami kenaikan dari 40% hingga 80%.
Berikut daftar saham yang menjadi top gainers pada pekan ini.
Di posisi pertama dalam daftar saham top gainers, terdapat saham emiten industri aluminium yakni PT Alakasa Industrindo Tbk (ALKA) yang meroket hingga 80,47% ke level harga Rp 462/unit pada pekan ini, dari sebelumnya pada pekan lalu di harga Rp 256/unit.
Saham ALKA sendiri memang sering bergerak liar akhir-akhir ini. Memang belum diketahui pasti apa alasan saham ALKA mengalami lonjakan harga hingga setidaknya 80% pada pekan ini.
Tetapi, BEI sudah memasukan saham ALKA ke dalam pemantauan lebih lanjut akibat pergerakan di luar kebiasaan atau Unusual Market Activity (UMA) pada Jumat kemarin.
Selain saham ALKA, di posisi kedua terdapat saham emiten pelayanan perhotelan yakni PT Red Planet Indonesia Tbk (PSKT) yang melonjak hingga 80% ke level harga Rp 90/unit pada pekan ini, dari sebelumnya di harga Rp 50/unit pada pekan lalu.
Padahal sebelumnya, saham PSKT disebut sebagai saham 'tidur', karena harganya melesat tiba-tiba pada perdagangan Kamis lalu, di mana saham PSKT sendiri sebelumnya bertahan cukup lama di level Rp 50/unit.
Hingga saat ini, tidak ada kabar teranyar dan fakta material yang diterbitkan perusahaan di website BEI. Informasi terbaru PSKT adalah soal laporan bulanan pemegang saham pada 3 Januari 2021.
Sebelum itu, PSKT melaporkan kinerja keuangan per kuartal III 2021 pada 17 November 2021. Menurut laporan keuangan perseroan, Red Planet Indonesia masih membukukan rugi bersih sebesar Rp 11,96 miliar hingga 30 September 2021. Angka tersebut membaik dari rugi bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 15,36 miliar.
Sementara, pendapatan usaha tercatat naik 8,16% secara tahunan menjadi Rp 32,38 miliar.
Selain masih menanggung rugi bersih, arus kas operasi PSKT juga seret, yakni minus Rp 2,39 miliar hingga akhir triwulan ketiga 2021.
Hingga 30 Desember 2021, pemegang saham pengendali dan induk PSKT adalah Red Planet Holdings (Indonesia) Limited dengan kepemilikan 9,00%. Kemudian, PT Crio Indonesia, juga sebagai pengendali, tercatat mengempit 10,00% saham perseroan.
Red Holding (Indonesia) Limited sendiri berkedudukan di Hongkong dan merupakan entitas anak dari Red Planet Hotels Limited, perusahaan yang didirikan di Cayman Island.
Adapun di posisi terakhir atau di posisi keenam ada saham emiten bank digital yang kini dimiliki oleh pengusaha Chairul Tanjung yakni PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI).
Saham BBHI sendiri melesat 43,46% ke level harga Rp 10.150/unit pada pekan ini, dari sebelumnya pada pekan lalu di harga Rp 7.075/unit.
Bahkan, saham BBHI pun mencetak ATH selama lima hari beruntun, di mana pada perdagangan Jumat kemarin, saham BBHI kembali melesat 4,1%.
Sebelumnya, tujuh investor strategis menyatakan akan masuk ke Allo Bank melalui aksi korporasi penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMTED) atau rights issue.
Ketujuh investor strategis itu adalah CT Corp, Grup Salim, Growtheum Capital Partners, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), Grab, Traveloka, dan Carro. Empat nama terakhir merupakan perusahaan dengan gelar unicorn.
Unicorn adalah sebuah istilah untuk perusahaan rintisan (startup) yang memiliki valuasi mencapai US$ 1 miliar.
Mengutip prospektus rights issue Allo Bank, rencananya perseroan akan menerbitkan sebanyak 10.047.322.871 saham baru yang setara 46,24% dari modal disetor perusahaan melalui perhelatan tersebut.
Harga pelaksanaan rights issue bank milik pengusaha nasional Chairul Tanjung ini dipatok pada level Rp 478/saham. Dus, Allo Bank bakal meraup dana segar hingga Rp 4,80 triliun.
PT Mega Corpora, pemegang saham pengendali yang menguasai 90% saham Allo Bank, hanya akan menyerap 2,71 miliar HMETD atau sekitar 30% dari seluruh HMETD.
Dengan demikian, setelah rights issue rampung, persentase kepemilikan Mega Corpora di Allo Bank terdilusi menjadi sebesar 60,87% atau setara dengan 13,23 miliar saham. Artinya, meski persentase kepemilikan menyusut, Mega Corpora akan tetap menjadi pemegang saham pengendali Allo Bank usai rights issue.
Kemudian, HMETD Mega Corpora sisanya akan dialihkan kepada calon pemodal lainnya yang telah disebut di atas.
Nantinya, dana yang diperoleh dari aksi korporasi ini akan digunakan Allo Bank untuk memperkuat struktur permodalan dalam rangka meningkatkan Modal Inti menjadi KBMI 2 sebagaimana dimaksud dalam POJK 12/2021.
Selanjutnya, untuk pengembangan usaha termasuk mengembangkan kegiatan usaha dalam bidang kredit dengan inovasi teknologi atau yang dikenal dengan bank digital.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cuan Tebal, Saham Ini Beda Nasib dengan IHSG