Pasar Mulai Optimis Lagi, Tapi Yield SBN Ditutup Beragam

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
07 January 2022 19:23
Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) ditutup bervariasi pada perdagangan Jumat (7/1/2022) akhir pekan ini, di mana investor mulai kembali optimis setelah mereka merespons negatif dari sikap bank sentral Amerika Serikat (AS) yang semakin hawkish.

Sikap investor di pasar obligasi pemerintah cenderung beragam, di mana pada SBN bertenor satu tahun, tiga tahun, 25 tahun, dan 30 tahun ramai diburu oleh investor, ditandai oleh penguatan harga dan penurunan imbal hasil (yield).

Sebaliknya, SBN dengan jatuh tempo lima tahun, 10 tahun, 15 tahun, dan 20 tahun cenderung dilepas oleh investor. Hal ini ditandai oleh melemahnya harga dan kenaikan yield.

Melansir data dari Refinitiv, yield SBN bertenor 1 tahun menjadi yang paling besar penurunannya hari ini, yakni turun signifikan sebesar 23,9 basis poin (bp) ke level 3,187%.

Sedangkan yield SBN berjatuh tempo 10 tahun yang merupakan yield acuan obligasi negara menjadi yang paling besar penguatannya, yakni mencapai 4,7 bp ke level 6,468%

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga naiknya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Pelaku pasar mulai kembali optimis setelah sebelumnya mereka khawatir dengan potensi dipercepatnya pengetatan kebijakan moneter bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), sehingga The Fed akan semakin agresif dan tentunya hawkish.

Hal ini terlihat dari mulai berbalik arahnya (rebound) pasar saham Asia, termasuk Indonesia pada hari ini dan juga pasar saham AS pada perdagangan kemarin, meskipun masih terkoreksi tipis.

Dari pasar obligasi pemerintah Negeri Paman Sam (Treasury) pun juga sudah mulai mereda kenaikan yield-nya, di mana pada hari ini, yield Treasury bertenor 10 tahun cenderung menurun, meskipun masih berada di kisaran level 1,7%.

Dilansir dari CNBC International, yield Treasury bertenor 10 tahun cenderung turun 0,6 bp ke level 1,727%, dari sebelumnya pada penutupan perdagangan Kamis kemarin di level 1,733%.

Pada malam kemarin waktu AS, data klaim tunjangan pengangguran pekan lalu tercatat di angka 207.000 unit, atau lebih baik dari ekspektasi ekonom dalam survei Dow Jones yang memperkirakan angka 195.000.

Pada hari ini, data penggajian non pertanian (non-farm payroll/NFP) AS periode Desember 2021 akan dirilis pada pukul 08:30 waktu AS atau pukul 20:30 WIB.

Ekonom dalam polling Dow Jones memperkirakan ada sekitar 422.000 pekerjaan baru. Sementara dari tingkat pengangguran, ekonom memperkirakan tingkat pengangguran diperkirakan akan turun sedikit menjadi 4,1% pada Desember 2021.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasar SBN Masih Diburu Investor, Yieldnya Turun Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular