Investor Lagi-Lagi Melepas SBN, Harganya Kembali Melemah

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
06 January 2022 19:11
US Treasury, Bond, Obligasi (Ilustrasi Obligasi)
Foto: US Treasury, Bond, Obligasi (Ilustrasi Obligasi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) kembali melemah pada perdagangan Kamis (6/1/2022). Sikap investor yang masih terus mencerna notula rapat bank sentral Amerika Serikat (AS) terkait pengetatan kebijakan moneter ditengarai sebagai pemicu penurunan ini.

Mayoritas investor kembali melepas SBN pada hari ini, ditandai dengan naiknya kembali imbal hasil (yield) di hampir seluruh tenor SBN acuan. Hanya SBN bertenor 25 tahun yang ramai diburu oleh investor, ditandai dengan menguatnya harga dan turunnya yield.

Melansir data dari Refinitiv, yield SBN bertenor 25 tahun turun sebesar 0,6 basis poin (bp) ke level 7,1% pada hari ini.

Sementara untuk yield SBN berjatuh tempo 10 tahun yang merupakan yield acuan obligasi negara kembali naik 0,5 bp ke level 6,421%

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga naiknya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Sementara itu di AS, yield obligasi pemerintah (Treasury) terpantau cenderung naik pada perdagangan pagi hari ini waktu AS.

Dilansir dari CNBC International, yield Treasury bertenor 10 tahun cenderung naik 3,9 bp ke level 1,742%, dari sebelumnya pada penutupan perdagangan Rabu kemarin di level 1,703%.

Dalam rapat The Fed edisi Desember 2021 tersebut, Ketua The Fed, Jerome 'Jay' Powell dan para koleganya menyebut pasar tenaga kerja sudah sangat ketat dan inflasi terus meninggi. Hal ini membuat The Fed sepertinya harus menaikkan suku bunga acuan lebih cepat.

"Para peserta rapat secara umum mencatat bahwa tidak bisa menghindari kenaikan suku bunga acuan lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya. Beberapa peserta rapat juga mencatat sudah saatnya mengurangi beban neraca (balance sheet) setelah kenaikan Federal Funds Rate," sebut notula itu.

Pasar pun langung bereaksi. Mengutip CME FedWatch, kemungkinan kenaikan suku bunga acuan dalam rapat Komite Pengambil Kebijakan The Fed (Federal Open Market Committee/FOMC) edisi Maret 2022 mencapai 64,1%.

Sementara itu, perilisan data ekonomi AS terus berlanjut, di mana Departemen Tenaga Kerja AS akan merilis data klaim pengangguran mingguan pada periode pekan yang berakhir pada 2 Januari 2022 pada pukul 08:30 pagi waktu AS atau pukul 20:30 WIB.

Data-data ketenagakerjaan Negeri Paman Sam juga akan dipantau oleh The Fed, mengingat hal ini akan dijadikan sebagai acuan untuk arah kebijakan moneter The Fed selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasar SBN Masih Diburu Investor, Yieldnya Turun Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular