Bertahan di 6.600, IHSG Kehilangan 52 Poin di Closing Sesi 1

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
06 January 2022 11:46
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tersudut di zona merah pada penutupan perdagangan sesi pertama Kamis (6/1/2021), di tengah kecemasan seputar pengetatan moneter di Amerika Serikat (AS).

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.609,676 atau drop 52,623 poin (-0,79%). Dibuka naik 0,19% ke 6.674,852, indeks acuan utama bursa ini hanya mampu menguat dan menyentuh level tertinggi hariannya pada 6.679,851 pukul 09:00 WIB.

Namun selepas itu, IHSG berbalik melemah sehingga menyentuh level terendah hariannya pada 6.593,229 pada pukul 11:10 WIB. Mayoritas saham tertekan sebanyak 394 unit, sedangkan 124 lain naik, dan 146 sisanya flat.

Nilai perdagangan berada di level Rp 6,175 triliun dengan melibatkan 13 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 869.000-an kali. Investor asing hari ini mencetak pembelian bersih (net buy), senilai Rp 216,02 miliar.

Saham yang mereka buru terutama adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dengan nilai pembelian bersih masing-masing sebesar Rp 98,8 miliar dan Rp 35,2 miliar. Keduanya menguat masing-masing sebesar 0,34% dan 0,49% ke Rp 7.475 dan Rp 4.070/saham.

Sebaliknya, saham yang mereka jual terutama adalah PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dengan nilai penjualan bersih masing-masing sebesar Rp 25,1 miliar dan Rp 22,1 miliar. Keduanya drop masing-masing sebesar 5,11% dan 2,24% menjadi Rp 446 dan Rp 19.600/saham.

Dari sisi nilai transaksi, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Jago Tbk (ARTO) meraja dengan total nilai perdagangan masing-masing sebesar Rp 356,4 miliar dan Rp 282,1 miliar, diikuti PT Adaro Energy Tbk (ADRO) senilai Rp 280,7 miliar.

Koreksi IHSG mengikuti tren bursa utama Asia yang mayoritas melemah, di mana indeks Australia dan Nikkei Jepang memimpin koreksi dengan drop masing-masing sebesar 2,75% dan 2,63%. Hanya indeks Strait Times Singapura yang masih menguat, sebesar 0,52%.

Lagi-lagi, sentimen negatif berasal dari Amerika Serikat (AS) di mana Wall Street terjungkal pada penutupan pagi tadi setelah risalah rapat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) edisi Desember 2021 mencatat peringatan Ketua The Fed Jerome Powell tentang pasar tenaga kerja yang ketat dan inflasi tinggi.

Hal tersebut memicu The Fed menaikkan suku bunga acuan lebih cepat, yang bisa berpengaruh buruk bagi pasar keuangan Asia, termasuk Indonesia.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Bank Diburu, IHSG Awet Menghijau Hingga Closing Sesi 1

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular