Jelang Pengumuman Hasil FOMC, Yield Mayoritas SBN Menguat

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Rabu, 05/01/2022 18:29 WIB
Foto: US Treasury, Bond, Obligasi (Ilustrasi Obligasi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) kembali ditutup melemah pada perdagangan Rabu (5/1/2022). Penurunan ini terjadi justru ketika pelaku pasar cemas akan potensi diperketatnya kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS).

Mayoritas investor kembali melepas SBN pada hari ini. Hal ini ditandai dengan kembali naiknya imbal hasil (yield) di hampir seluruh tenor SBN acuan. Hanya SBN bertenor 3 tahun yang masih ramai diburu oleh investor, ditandai dengan kembali menguatnya harga dan turunnya yield.

Melansir data dari Refinitiv, yield SBN bertenor 3 tahun mengalami penurunan sebesar 1,1 basis poin (bp) ke level 3,415% pada hari ini.


Sementara untuk yield SBN berjatuh tempo 10 tahun yang merupakan yield acuan obligasi negara kembali naik 0,7 bp ke level 6,416%

Asal tahu saja, yield berlawanan arah dengan harga. Artinya, kenaikan yield menunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, begitu juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Investor kembali melepas SBN pada hari ini, meskipun investor cenderung mulai mengambil keuntungan di pasar saham pada hari ini, terlihat dari koreksinya pasar saham di Asia, termasuk di Indonesia.

Di lain sisi, dari Amerika Serikat (AS), pergerakan yield surat utang pemerintah (Treasury) kembali cenderung berlawanan arah dengan pergerakan yield SBN pada hari ini, di mana yield Treasury cenderung kembali menurun pada pagi hari waktu setempat.

Dilansir dari CNBC International, yield Treasury bertenor 10 tahun cenderung turun 2,4 bp ke level 1,642%, dari sebelumnya pada penutupan perdagangan Selasa kemarin di level 1,666%.

Pada perdagangan kemarin, yield Treasury bertenor 10 tahun sempat melonjak ke kisaran level 1,7%, dan membuat pelaku pasar melepas saham-saham teknologi.

Investor akan memantau hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk periode Desember, di mana The Fed akan mengumumkan hasil rapat tersebut pada Rabu pukul 14:00 waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia.

The Fed menyatakan bahwa mereka akan mempercepat pengurangan pembelian obligasi bulanannya atau tapering, dari sebelumnya sebesar US$ 15 miliar menjadi US$ 30 miliar.

Pejabat The Fed juga mengindikasikan bahwa mereka berencana akan menaikan suku bunga acuannya setidaknya sebanyak 3 kali pada tahun 2022, di mana kenaikan suku bunga pertama rencananya akan dilakukan pada Maret 2022, sisanya akan dilakukan pada akhir tahun 2022.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/dhf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Modal Pasar Saham & SBN Tarik Investor Saat Iran-Israel Panas