Bursa Asia Kebakaran, Tapi Tidak Untuk Nikkei

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Rabu, 05/01/2022 16:52 WIB
Foto: Bursa Tokyo (REUTERS/Kim Kyung-Hoon)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham Asia ditutup terkoreksi pada perdagangan Rabu (5/1/2022). Penurunan ini diakibatkan oleh penurunan saham-saham teknologi akibat naiknya imbal hasil atawa yield obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS).

Hanya indeks Nikkei Jepang yang mampu bertahan di zona hijau pada perdagangan hari ini. Indeks saham Negeri Sakura tersebut ditutup menguat 0,1% ke level 29.332,16.

Sedangkan sisanya ditutup di zona merah pada hari ini. Indeks Hang Seng Hong Kong ditutup ambruk 1,64% ke level 22.907,25, Shanghai Composite China merosot 1,02% ke 3.595,18, KOSPI Korea Selatan ambles 1,18% ke 2,953.97, Straits Times Singapura melemah 0,56% ke 3.163,44, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi ke posisi 6.662,299.


Indeks Hang Seng, KOSPI, dan Shanghai memimpin pelemahan bursa Asia pada hari ini, karena diperberat oleh koreksinya saham teknologi di kawasan tersebut.

Di Hong Kong dan China, saham Tencent ambles 4,31% pada hari ini, setelah saham raksasa teknologi China tersebut mengumumkan pada Selasa kemarin bahwa mereka akan melepaskan 2,6% dari kepemilikan sahamnya di Sea Limited.

Selain Tencent, saham teknologi China lainnya juga ditutup ambruk. saham Meituan longsor 11,16% sedangkan saham Kuaishou anjlok 7,53%. Bahkan, Indeks Hang Seng Tech ambrol 4,63%.

Regulator pasar China mengumumkan pada hari ini bahwa mereka telah mendenda unit Alibaba, Bilibili dan Tencent karena adanya pelaporan kesepakatan yang tidak tepat.

Regulator dunia maya Negeri Panda tersebut juga mengumumkan rancangan aturan yang memengaruhi aplikasi seluler, termasuk persyaratan tinjauan keamanan bagi mereka yang memiliki fungsi dapat mempengaruhi opini publik.

Tak hanya di China saja, saham teknologi di Korea Selatan juga turut ambruk pada hari ini. Saham Samsung Electronics merosot 1,65%, sedangkan saham Kakao ambrol 5,38%.

Namun, indeks Nikkei berhasil bertahan di zona hijau karena ditopang oleh saham blue chip Jepang yakni Sony Grup dan Toyota Motors.

Saham Sony Group ditutup melonjak 3,67%, menjadi penopang terbesar Nikkei hari ini, setelah perusahaan pembuat game tersebut mengumumkan rencana untuk berekspansi ke pasar produsen kendaraan listrik.

Sementara saham Toyota melonjak 2,57%, setelah produsen mobil ternama di dunia tersebut berhasil menjual lebih banyak mobil dari produsen mobil asal AS, yakni dari General Motors (GM).

Namun, sebagian besar pasar saham Asia terkoreksi karena diperberat oleh saham-saham teknologi, setelah yield Treasury bertenor 10 tahun melonjak dan sempat menyentuh kisaran level 1,7% pada Selasa kemarin waktu AS.

Kenaikan yield Treasury yang mendorong investor menjual saham teknologi diakibatkan dari kekhawatiran pasar akan potensi pengetatan kebijakan moneter bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Di lain sisi, investor juga khawatir dari seputaran virus corona (Covid-19), di mana mereka khawatir dengan adanya isu kemunculan varian campuran dari varian Delta dengan varian Omicron, yang disebut dengan varian Delmicron. Hal ini terjadi di tengah meningginya kasus positif harian di berbagai negara.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/dhf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Iran Dibombardir Israel, Bursa Asia & IHSG "Kebakaran"