2022 Masih Belum Bersahabat, Rupiah Keok 2 Hari Beruntun!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Selasa, 04/01/2022 15:10 WIB
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah dalam dua hari pertama perdagangan 2022 melawan dolar Amerika Serikat (AS). Malah, pada perdagangan hari, Selasa (4/11), pelemahan rupiah semakin besar.

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan melemah 0,08% ke Rp 14.275/US$. Depresiasi rupiah bertambah hingga 0,43% ke Rp 14.325/US$ yang merupakan level terlemah sejak 22 Desember lalu.

Di penutupan perdagangan, rupiah berhasil memangkas pelemahan menjadi 0,25% ke Rp 14.300/US$. Kemarin, rupiah melemah tipis 0,04% saja. 


Kenaikan tajam yield Treasury AS (Treasury) membuat indeks dolar AS melesat 0,27% ke 96,226 kemarin yang membuat rupiah tertekan.

Treasury tenor 2 tahun yang sensitif dengan kenaikan suku bunga acuan imbal hasilnya (yield) naik 4,17 basis poin ke 0,7758% yang merupakan level tertinggi sejak Maret 2020.
Sementara Treasury tenor 10 tahun melesat 12,49 basis poin ke 1,6367% yang merupakan level tertinggi dalam 6 pekan terakhir.

Pergerakan tersebut mengindikasikan pelaku pasar mulai mengantisipasi kenaikan suku bunga di Amerika Serikat di tahun ini. Bank sentral AS (The Fed) diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebanyak 3 kali di tahun ini, dan kenaikan pertama bisa terjadi di bulan Maret, atau kurang dari 3 bulan lagi.

Data dari perangkat FedWatch milik CME Group menunjukkan pelaku pasar melihat adanya probabilitas lebih dari 61% The Fed akan menaikkan suku bunga 25 basis poin menjadi 0,25% - 0,5% pada Maret.

Spekulasi tersebut lebih cepat dari sebelumnya Juni 2022. The Fed juga mengindikasikan akan menaikkan suku bunga sebanyak 3 kali di tahun ini.

Sementara itu Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Jenderal TNI (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai Covid-19 Omicron. Sebab, sudah ditemukan transmisi lokal virus corona varian tersebut.

"Saya jujur kalau melihat tadi (Omicron) sudah menyebar di mana-mana. Tidak mungkin omicron itu tidak ada di publik. Sudah ada," kata Luhut dalam keterangan pers di Istana Kepresidenan, Jakarta.

Luhut mencontohkan ada satu pasien Covid-19 Omicron yang sudah bertemu dengan 11 orang lain di suatu lokasi. Akan tetapi, 11 orang yang dites itu negatif Covid-19 Omicron.
"Apa penjelasannya? Mungkin antibodi kita cukup kuat. Kita hanya terpapar, (tapi) tidak terinfeksi. Bisa juga begitu," ujar Luhut.

Kendati demikian, dia menekankan kalau kunci utama mengendalikan penyebaran Covid-19 Omicron adalah disiplin protokol kesehatan.

"Oleh karena itu, saya imbau kita tidak perlu takut berlebihan tapi pemakaian masker dalam ruang publik diharuskan," kata Luhut.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS