Wall Street Cerah, Bursa Asia Bergairah

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Selasa, 04/01/2022 08:59 WIB
Foto: Bursa Tokyo (REUTERS/Issei Kato)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia dibuka menguat pada perdagangan Selasa (4/1/2022), menyusul penguatan bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin kemarin waktu setempat, didorong oleh kenaikan saham teknologi.

Indeks Nikkei Jepang dibuka melesat 1,03%, Hang Seng Hong Kong menguat 0,4%, Shanghai Composite China naik tipis 0,08%, Straits Times Singapura terapresiasi 0,67%, dan KOSPI Korea Selatan bertambah 0,2%.

Di China, data aktivitas manufaktur yang tergambarkan pada Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Manager's Index/PMI) versi Caixin/Markit akan dirilis pada hari ini pukul 09:45 waktu setempat atau pukul 08:45 WIB.


Sementara itu, PMI manufaktur China versi NBS telah dirilis pada Jumat pekan lalu, yang menunjukkan ekspansi tipis ke angka 50,3 pada Desember tahun lalu, dari sebelumnya pada November 2021 di angka 50,1.

Selain China, data PMI manufaktur Jepang telah dirilis pada hari ini, di mana Jibun Bank/Markit melaporkan PMI manufaktur Negeri Sakura turun ke angka 54,3 pada Desember 2021, dari sebelumnya pada November 2021 di angka 54,5.

Meskipun turun sedikit, tapi PMI manufaktur Jepang periode Desember 2021 masih berada di zona ekspansi.

PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Jika di atas 50, maka artinya dunia usaha sedang dalam fase ekspansi.

Di lain sisi, investor di Asia akan memantau kembali perkembangan seputar krisis likuiditas dari perusahaan pengembang properti terbesar kedua di China, yakni Evergrande.

Kabar terbaru datang di mana Pemerintah Kota Danzhou di Provinsi Hainan memerintahkan Evergrande untuk meruntuhkan 39 bangunan yang sedang dalam pekerjaan. Bangunan-bangunan itu adalah bagian dari proyek Ocean Flower Island.

Menurut media setempat, seperti dikutip dari Reuters, total luas bangunan yang harus rata dengan tanah dalam 10 hari ke depan mencapai 435.000 meter persegi. Penyebabnya disebut-sebut adalah konstruksi ilegal (tanpa izin) dan pelanggaran dari aspek lingkungan hidup.

"Kini pasar menanti proses penjualan aset untuk membayar utang-utang Evergrande, tetapi ini tentu butuh waktu. Kegagalan proyek di Hainan tentu akan semakin melukai kepercayaan konsumen dan investor terhadap perusahaan," kata Conita Hung, Investment Strategy Director di Tiger Faith Asset Management, seperti dikutip dari Reuters.

Krisis likuiditas berupa gagal bayar utang (default) membayangi perusahaan properti terbesar kedua di Negeri Panda tersebut, di mana sentimen ini sudah terjadi dari Agustus 2021.

Evergrande memiliki kewajiban lebih dari US$ 300 miliar, termasuk hampir US$ 20 miliar obligasi valas. Sepertinya obligasi valas itu bakal default karena pada Desember 2021, investor gagal menerima pembayaran kupon.

Meskipun ada kabar kurang baik di China, tetapi pelaku pasar di Asia cenderung lebih optimis dan pergerakan bursa Asia pada hari ini cenderung mengikuti pergerakan bursa saham AS, Wall Street pada Senin kemarin waktu AS, di mana ketiga indeks utama sukses ditutup positif pada perdagangan perdana di tahun 2022.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,68% ke level 36.585,059, S&P 500 terapresiasi 0,64% ke 4.796,56, dan Nasdaq Composite yang kaya akan saham-saham teknologi melesat 1,2% ke posisi 15.832,80.

Saham-saham teknologi jadi bintang di perdagangan perdana Wall Street pada 2022. Harga saham Apple melesat 2,5% dan menjadi emiten pertama dengan kapitalisasi pasar di atas US$ 3 triliun.

Namun yang paling fenomenal adalah Tesla. Harga saham emiten besutan Elon 'Tony Stark' Musk itu meroket hingga 12,4%.

Penyebabnya adalah kinerja perusahaan yang melampaui ekspektasi. Pada kuartal IV-2021, produksi mobil Tesla tercatat 308.600 unit, lebih banyak ketimbang perkiraan pasar yakni 263.026 unit. Selain itu, produksi tersebut melonjak sekitar 70% dibandingkan dengan kuartal IV-2020.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Iran Dibombardir Israel, Bursa Asia & IHSG "Kebakaran"