Bagaimana Jokowi Menatap Ekonomi RI 2022? Simak!

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
03 January 2022 10:15
Presiden Joko Widodo Melakukan Penekanan layar sentuh pada Peresmian Pembukaan Perdagangan BEI Tahun 2022. (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)
Foto: Presiden Joko Widodo Melakukan Penekanan layar sentuh pada Peresmian Pembukaan Perdagangan BEI Tahun 2022. (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para pemangku kepentingan menatap optimis arah perekonomian Indonesia pada tahun ini.

Pesan optimisme tersebut disampaikan Jokowi di sela peresmian Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2022, yang ditayangkan dalam Youtube Sekretariat Presiden.

"Optimisme melihat angka-angka seperti ini harus kita tunjukan," kata Jokowi, Senin (3/1/2021).

Jokowi mengatakan arah pemulihan ekonomi nasional semakin terlihat. Kepala negara mencontohkan dari sisi kinerja positif neraca perdagangan sepanjang tahun lalu.

"Neraca dagang kita surplus US$ 34,4 miliar dalam 19 bulan surplus, terus belum pernah kita mengalami seperti ini. Ekspor kita juga naik 49,7%, impor juga naik, bahan baku penolong 52,6%," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan, kenaikan ekspor tak lepas dari keputusan berani pemerintah dalam menyetop ekspor bahan mentah yang sudah lama menjadi andalan ekspor nasional.

"Yaitu nikel. Yang saya lihat US$ 1-US$ 2 miliar, akhir tahun kemarin hampir US$ 21 miliar, US$ 20,8 miliar. Keberanian kita menyetop itu hasilnya kelihatan, oleh karena itu kita lanjutkan setop bauksit, timah." jelasnya.

Selain itu, terjadi kenaikan peringkat daya saing Indonesia. Peringkat daya saing bisnis Indonesia pada tahun lalu berada di posisi 37, sementara peringkat daya saing bisnis digital di posisi 53.

"Kemudian kita lihat indikator konsumsi, indikator produksi yang juga menguat. Keyakinan konsumen kalau dibandingkan dengan Maret 113,9 November, kembali sudah 118,5," katanya.

"Spending index naik 102,5, purchasing indeks manufacture kita sudah naik di atas sebelum kita pandemi yaitu 51, kita masuk 53,9. [...] Kemudian konsumsi listrik tumbuh 14,5 dan 5,78, untuk industri 14,5, bisnis 5,7," katanya.


(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi: Kemaren Ekonomi Rem Total, Kini Ngegas Lagi!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular