Tancap Gas di 2022, MTEL Siapkan 4 Fokus Bisnis

Khoirul Anam, CNBC Indonesia
Senin, 03/01/2022 09:07 WIB
Foto: Dok Mitratel

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) telah menyiapkan berbagai strategi bisnis di 2022. Direktur Utama MTEL Theodorus Ardi Hartoko mengatakan potensi pertumbuhan organik MTEL sangat besar dalam jangka panjang seiring tingginya peluang bisnis penyewaan menara telekomunikasi di Indonesia.

"Kami sangat siap menghadapi New Journey sebagai Perusahaan Publik. Bukan hanya transparan dan menjaga Good Corporate Governance, tetapi juga profesional, independen, dan efisien memanfaatkan hasil IPO. Sehingga kami bisa tumbuh agresif menjadi The Leading Digital Infrastructure di Regional," kata Teddy, dalam keterangan tertulis, Senin (3/1/2022).

Perusahaan juga akan fokus pada beberapa rencana. Pertama organic growth dengan lebih agresif baik membangun baru maupun menambah kolokasi untuk seluruh operator.


"Mitratel juga independen dalam mengoptimalkan portfolio menara yang tersebar di Indonesia di lokasi yang strategis, khususnya menara yang telah diakuisisi dari Telkomsel untuk dapat dimanfaatkan oleh operator lain seperti EXCL, ISAT, dan FREN," jelas dia.

Kedua, melanjutkan agresivitas aksi in-Organic Growth dengan konsolidasi lanjutan Menara Telkom Group maupun dari konsolidasi di pasar domestik.

"Jika ada peluang menarik yang tetap memberikan nilai tambah bagi pemegang saham, maka Mitratel juga tidak menutup kemungkinan untuk menjadi konsolidator industri maupun ekplorasi di regional," ungkap Teddy.

Ketiga, ekspansi ke layanan baru dengan membangun kapabilitas menuju perusahaan infrastruktur digital, baik berupa fiberisasi menara melalui membangun, partnership B2B atau wholesale agreement, maupun akuisisi. Perusahaan juga akan fokus pada kesiapan untuk Infrastructure as a service (IaaS) atau solusi infrastruktur, hingga edge computing.

Keempat, melakukan peningkatan secara berlanjut untuk mendorong efisiensi yang lebih baik bagi O&M, Capex, maupun operasional dengan integrasi sistem IT, digitalisasi, dan manajemen aset.

Teddy mengatakan Indonesia termasuk negara dengan rasio populasi per menara yang masih rendah sehingga pengembangan jaringan telekomunikasi masih sangat menjanjikan

"Ditambah lagi kami memiliki competitive advantages yang khas yaitu 58% menara berada di luar Jawa dan potensi lainnya yaitu hasil akuisisi menara dari Telkomsel tahun sebelumnya yang dapat dimanfaatkan oleh operator telekomunikasi lain untuk memperluas jangkauan jaringannya. Karenanya Mitratel optimis menjadi pemain yang terbesar dan terkuat di industry menara untuk mendukung ecosystem digital di Indonesia," pungkasnya.

Dia menambahkan kinerja perusahaan hingga kuartal III-2021 sesuai dengan ekspektasi dan tumbuh di atas industri. Pendapatan tercatat tumbuh 14.6% menjadi Rp 5triliun, Ebitda tumbuh 28,3% mencapai Rp 3,8 triliun, dan Net Income tumbuh 246,4% menjadi lebih dari Rp 1 triliun.

"Di kuartal III-2021 kami juga berhasil menambah portfolio menara melalui inorganic dari Telkomsel 4.000 menara dan Telkom 798 menara, sehingga total portfolio menara menjadi 28.079 sites. Jumlah ini tumbuh 72,9% dengan 42.137 tenant atau tenancy ratio 1,5 kali," lanjut dia.

Selain itu, Tenancy Ratio yang masih rendah terjadi akibat pembelian menara yang sebelumnya terbatas untuk setiap operator. Namun, saat ini terbuka peluang untuk menarik kolokasi dari semua operator karena sebaran lokasinya yang atraktif.

Teddy menambahkan rencana MTEL untuk mendukung layanan penyewaan menara dengan fiberisasi. Sehingga akan semakin menunjang operator telekomunikasi dalam memberikan layanan digital tak terbatas bagi pelanggannya.

Menurut dia, degan kemampuan pendanaan baik dari hasil IPO lebih dari Rp 18 triliun, serta leverage dan biaya hutang (cost of debt) terendah dibanding operator lainnya, MTEL optimistis menyambut setiap peluang yang ada.

Sebagai informasi, saat ini, MTEL tercatat sebagai perusahaan penyedia infrastruktur menara telekomunikasi terbesar di Indonesia dengan memiliki sekitar 28.030 menara yang tersebar di seluruh Indonesia pada lokasi-lokasi strategis dan 42.016 penyewa. Sebanyak Menara MTEL tersebar sekitar 57% di antaranya berada di luar Pulau Jawa.

Luasnya cakupan wilayah Menara MTEL membuat Perseroan mampu mengelola kerja sama tambahan dari para penyewa menara telekomunikasi. Selain itu, MTEL dianggap paling siap melayani ekspansi operator di luar Jawa yang meningkatkan portofolio kolokasi.

MTEL merupakan leading pengembangan bisnis organik yakni built-to-suit (B2S) dan kolokasi baru dari operator jaringan seluler (MNO) dengan menambah kapasitas dan coverage. MTEL memiliki sejumlah keunggulan, di antaranya adalah kemampuan dalam eksekusi B2S yang lebih baik. Selain itu, MTEL juga mampu memanfaatkan sebaran menara di seluruh Indonesia untuk kolokasi tenan baru, baik di wilayah perkotaan maupun pedesaan.

Permintaan pembangunan menara (Built to Suit) dan kolokasi dari Mobile Operator yang tinggi didukung oleh tersedianya ruang pertumbuhan In-Organik melalui akuisisi yang jelas baik konsolidasi menara dalam group maupun dari potensi konsolidasi industri di Indonesia. Pertumbuhan In-Organik Mitratel didukung kemampuan pendanaan pasca IPO di mana Perseroan mendapatkan suntikan dana lebih dari Rp 18 triliun.


(rah/rah)
Saksikan video di bawah ini:

Video:Kineja Positif Emiten Menara, Bukti Bisnis Telko Tahan Guncangan