2021, Rupiah Juara Harapan I...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
01 January 2022 07:20
Ilustrasi Dollar
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tahun 2021 resmi berakhir, dan sekarang 2022 sudah dimulai. Sepanjang tahun lalu, kinerja rupiah lumayan oke, layak mendapat apresiasi. Mata uang Tanah Air memang melemah di hadapan dolar Amerika Serikat (AS), tetapi jadi salah satu yang terbaik di Asia.

Kemarin, US$ 1 setara degan Rp 14.250 kala penutupan pasar spot. Rupiah menguat 0,11% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Dengan demikian, rupiah membukukan pelemah 1,5% di hadapan greenback sepanjang 2021. Start di posisi US$ 14.040/US$, rupiah finis di US$ 1.250/US$.

Meski melemah, rupiah jadi mata uang terbaik keempat di Asia. Hanya kalah dari yuan China, dolar Taiwan, dan dolar Hong Kong. Not bad lah...

Halaman Selanjutnya --> Fundamental Rupiah Kuat

Fundamental penyokong rupiah tahun lalu memang lebih kuat. Satu, cadangan devisa Indonesia semakin tinggi. Bahkan sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa pada September 2021 yaitu mencapai US$ 145,86 miliar.

Cadangan devisa yang mempuni ini menjadi bekal bagi Bank Indonesia (BI) untuk menjaga stabilitas rupiah. Jika dibutuhkan, bank sentral memiliki amunisi yang lebih dari cukup untuk melakukan intervensi di pasar spot, Domestic Non-Deliverable Forwards (DNDF), dan obligasi pemerintah.

Dua, transaksi berjalan alias current account semakin tebal. Sejak 2011, Indonesia akrab dengan defisit transaksi berjalan sehingga terlanjur terbiasa dengan istilah Current Account Deficit (CAD).

Transaksi berjalan adalah neraca yang menggambarkan pasokan valas dari ekspor-impor barang dan jasa. Pasokan valas dari pos ini lebih berjangka panjang dibandingkan yang datang dari investasi portofolio di sektor keuangan yang bisa datang dan pergi sesuka hati. Tidak heran transaksi berjalan menjadi ukuran kekuatan fundamental mata uang suatu negara.

Pada Januari-November 2021, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagagan Indonesia surplus US$ 34,32 miliar. Ini adalah surplus Januari-November tertinggi sejak 2007.

Surplus 'jumbo' ini kemudian berkontribusi terhadap transaksi berjalan. Pada akhir kuartal III-2021, transaksi berjalan membukukan surplus 1,5% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Rekor tetinggi sejak kuartal IV-2009.

Ditopang fundamental yang kuat itu, rupiah mampu bertahan di tengah kondisi 2021 yang tidak mudah. Pandem virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19), rencana pengetatat kebijakan moneter di negara-negara maju, hingga isu supply chain crunch dan krisis energi dunia tidak membuat mata uang Ibu Pertiwi gentar.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular