
Ekonomi RI Tangguh di Tengah 'Badai' Omicron, Ini Buktinya!

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) belum usai. Meski kasus positif harian di Indonesia terus terjaga rendah, tetapi belum saatnya kewaspadaan dikendurkan.
Kemarin, Kementerian Kesehatan melaporkan jumlah pasien positif corona bertambah 189 orang. Lebih sedikit ketimbang sehari sebelumnya yakni 194 orang.
Kasus positif corona di Indonesia terjaga rendah. Dalam seminggu terakhir, terdapat total 1.332 orang kasus konfirmasi positif Covid-19. Rata-ratanya adalah 190 orang per hari.
Angka ini lebih rendah dibandingkan sepekan sebelumnya di mana kasus positif bertambah 1.351 orang. Rerata 193 orang setiap harinya.
Sementara pasien yang sembuh bertambah, melampaui kasus baru. Akibatnya, kasus aktif corona semakin sedikit.
Per 30 Desember 2021, jumlah kasus aktif adalah 4.311 orang. Ini adalah yang terendah sejak 15 April 2020.
![]() |
Halaman Selanjutnya --> Dunia Waspada Omicron
Namun Indonesia belum bisa berpuas diri. Kini dunia tengah dibuat heboh dengan kehadiran virus corona varian omicron. Kali pertama terdeteksi di Afrika Selatan, varian ini telah menyebar ke lebih dari 100 negara.
Virus corona varian omicron lebih mudah menular dibandingkan varian sebelumnya. Dengan tempo cepat, varian ini menjadi dominan di berbagai negara dan membuat kasus positif harian melonjak tajam.
Misalnya di Amerika Serikat (AS). Varian omicron telah menjadi varian dominan dan menyebabkan kasus positif harian berada di atas 400.000 orang dalam sehari. Bahkan tidak jauh dari angka 500.000.
Oleh karena itu, Indonesia harus sangat waspada. Apalagi pada suasana Tahun Baru seperti sekarang, di mana potensi penularan meningkat akibat tingginya aktivitas dan mobilitas masyarakat.
Jika pandemi mengganas lagi, maka dampaknya tidak hanya di sisi kesehatan dan kemanusiaan. Kala pandemi menggila dan pemerintah terpaksa memperketat pembatasan sosial (social distancing), maka bakal sangat memukul aspek sosial-ekonomi.
Inilah yang terjadi kala virus corona varian delta sedang ganas-ganasnya pertengahan 2021, pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terpaksa menempuh kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Intinya, masyarakat diminta sebisa mungkin #dirumahaja.
Hasilnya jelas, ekonomi Tanah Air terpukul. Pada kuartal II-2021, ekonomi Indonesia berhasil tumbuh lebih dari 7%, tertinggi sejak 1997. Namun pada kuartal berikutnya, pertumbhan Produk Domestik Bruto (PDB) melambat signifkan menjadi 'hanya' 3,58%.
Halaman Selanjutnya --> Perbankan Indonesia Kuat
Memasuki 2022, pandemi virus corona terutama dengan kehadiran varian omicron masih menjadi tantantan besar bagi perekonomian nasional. Untungnya, Indonesia punya modal kuat untuk menjaga agar pandemi tidak sampai membuat ekonomi 'mati suri'.
Kunci untuk menjaga ekonomi tetap di jalur ekspansi adalah perbankan. Sebab, perbankan masih sangat dominan dalam pembiayaan ekonomi Indonesia. Dalam perbankan yang sehat terdapat perekonomian yang kuat.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penyaluran kredit perbankan pada November 2021 tumbuh 4,82% dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Jauh membaik dibandingkan pertumbuhan sepannjang 2020 yang -2,63%. Bahkan sudah mendekati pertumbuhan 2019, masa sebelum pandemi, yang tumbuh 5,86%.
"Fungsi intermediasi perbankan pada November 2021 kembali mencatatkan tren peningkatan dengan kredit tumbuh positif. Hal ini mencerminkan dukungan perbankan dalam pemulihan ekonomi semakin membaik.
"Secara sektoral, mayoritas sektor utama kredit mencatatkan kenaikan terbesar pada sektor pengolahan dan rumah tangga masing-masing sebesar Rp 24,9 triliun dan Rp 9,1 triliun," sebut laporan OJK.
Perbankan mampu menyalurkan kredit karena memiliki sumber dana yang kuat. Pada November 2021, Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat Rp 7.330 triliun, melonjak 10,48% yoy.
Kesehatan perbankan nasional juga semakin membaik karena restrukturisasi kredit semakin berkurang. Seiring ekonomi yang semakin pulih, kemampuan bayar dunia usaha dan rumah tangga ikut bangkit sehingga menurunkan outstanding kredit dan jumlah kreditur restrukturisasi akibat pandemi Covid-19.
![]() |
"Kredit dan jumlah debitur restrukturisasi Covid-19 per November 2021 terus bergerak turun dengan tren melandai dibandingkan bulan sebelumnya. Peran restrukturisasi sangat besar menekan tingkat NPL/NPF dari Bank/Perusahaan Pembiayaan sehingga stabilitas sektor jasa keuangan terjaga dengan baik," tulis laporan OJK.
Halaman Selanjutnya --> Pasar Modal Indonesia Semarak
Selain perbankan, pembiayaan ekspansi ekonomi juga datang dari pasar modal. Dalam hal ini, Indonesia mencatat pencapaian yang layak dibanggakan.
Sepanjang 2021, penghimpunan dana di pasar modal mencapai Rp 358,4 triliun. Ini adalah rekor tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Nusantara.
![]() |
Tidak hanya itu, modal untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi juga disumbangkan oleh kesehatan sektor asuransi. Pada November 2021, sektor asuransi menghimpun premi sebesar Rp 26,1 triliun dengan premi Asuransi Jiwa sebesar Rp 16,3 triliun, serta Asuransi Umum dan Reasuransi sebesar Rp9,8 triliun.
"Selain itu, fintech Peer to Peer (P2P) Lending pada November 2021 terus mencatatkan pertumbuhan outstanding pembiayaan sebesar 106,6% yoy atau meningkat Rp 1,2 triliun (ytd Rp13,8 triliun). Sementara, piutang perusahaan pembiayaan tercatat relatif stabil pada level Rp 363 triliun," sebut laporan OJK.
![]() |
"Perekonomian global melanjutkan pemulihan seiring pulihnya mobilitas dan aktivitas perekonomian. Namun demikian, munculnya varian Omicron perlu diwaspadai, meski virulensi Omicron lebih rendah.
"OJK secara konsisten melakukan asesmen terhadap perekonomian dan sektor jasa keuangan bersama dengan Pemerintah, otoritas terkait, serta para stakeholders dalam menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendorong momentum akselerasi pemulihan ekonomi nasional melalui berbagai program dan kegiatan untuk menggerakkan UMKM, KUR klaster, Bank Wakaf Mikro, dan percepatan vaksinasi massal," papar laporan OJK.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Ini Penjelasan OJK Soal Pengawasan 10 Debitur Kakap