BNI Genjot Kredit Sindikasi, Ini Sektor Potensial di 2022

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
Jumat, 31/12/2021 14:20 WIB
Foto: Dok: BNI

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) terus mendorong pembiayaan sindikasi di tengah-tengah pandemi Covid-19 seiring dengan kecukupan modal, likuiditas serta besarnya potensi pembiayaan korporasi.

Corporate Secretary BNI Mucharom menjelaskan, hal ini dilatarbelakangi pertumbuhan ekonomi mulai banyak mendorong korporasi merealisasikan proyek-proyek besar pada akhir tahun ini. Hal ini pun menjadi peluang untuk perbankan meningkatkan pembiayaan khususnya secara sindikasi.

Dia meyakini, dengan kapasitas dan kecakapan perseroan dalam menciptakan peluang-peluang baru kerja sama kredit sindikasi ke depan.


"Hal ini sejalan dengan strategi bisnis kami yang fokus pada penyaluran kredit debitur korporasi top tier. Proyek hijau atau green loan juga terus menunjukkan kebutuhan pembiayaan ticket size besar sekaligus berkualitas sehingga menjadi motor pendorong kinerja kredit sindikasi BNI," kata Mucharom, dalam keterangan pers, Jumat (31/12/2021).

Adapun, hingga kuartal III 2021 pembiayaan sindikasi BNI masih berjalan sesuai dengan pipeline. BNI telah menyelesaikan beberapa kesepakatan sindikasi strategis termasuk pembiayaan proyek Tol Cijago (Tol Cinere - Jagorawi).

Sejauh ini, BNI telah melakukan closing sejumlah new deals dengan total sekitar ekuivalen Rp 57 triliun, di mana porsi BNI sendiri mencapai Rp20 triliun atau sekitar 35% yang didominasi oleh sektor konstruksi sebesar 38,5%, sektor perindustrian 22,1%, sektor listrik gas dan air 15,8% dan sektor pengangkutan, pergudangan dan komunikasi 13,2%

Tahun depan, BNI berharap pertumbuhan kredit akan sejalan dengan target di industri perbankan. Pembiayaan sindikasi pun akan menjadi salah satu pendorong pencapaian target di masa pemulihan ekonomi yang lebih baik pada tahun depan.

Mucharom menuturkan, penyaluran kredit sindikasi perseroan tak sebatas pembiayaan. BNI kerap menjadi Lead Arranger sehingga mendorong percetakan fee based income (FBI) yang signifikan di mana hingga kuartal keempat 2021 diperkirakan akan tercapai 112% dari target.

BNI juga proaktif melanjutkannya dengan berbagai kerja sama tambahan seperti cash management dan pembiayaan konsumer dengan mitra debitur kredit sindikasi.

"Kami pun melihat potensi bisnis pembiayaan di sektor-sektor yang menunjukkan pemulihan secara cepat pasca pandemi Covid-19 antara lain kesehatan, telekomunikasi, konstruksi, infrastruktur, energi dan manufaktur," imbuhnya.


(sys/roy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Happy Weekend, IHSG & Rupiah Kompak Menguat!