Sayang! Hari Terakhir Perdagangan 2021, Bursa Asia Loyo

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
30 December 2021 16:54
A man is reflected on an electronic board showing a graph analyzing recent change of Nikkei stock index outside a brokerage in Tokyo, Japan, January 7, 2019. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Foto: Bursa Tokyo (REUTERS/Kim Kyung-Hoon)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritasbursa saham Asia ditutup di zona merah pada perdagangan Kamis (30/12/2021), di mana pada hari ini merupakan perdagangan terakhir di tahun 2021 bagi pasar saham di beberapa negara Asia.

Koreksi yang terjadi di mayoritas bursa Asia terjadi karena investor cenderung merealisasikan keuntungannya pada hari ini.

Hanya indeks Hang Seng Hong Kong dan Shanghai Composite China yang mampu bertahan di zona hijau pada perdagangan hari ini. Indeks Hang Seng ditutup menguat 0,11% ke level 23.112,01 dan Shanghai berakhir melesat 0,62% ke posisi 3.619,19. Untuk indeks Shanghai sendiri, Jumat besok merupakan perdagangan terakhir di tahun 2021.

Sedangkan sisanya terpantau kembali melemah pada hari ini. Indeks Nikkei Jepang ditutup melemah 0,4% ke level 28.791,71, Straits Times Singapura terkoreksi 0,36% ke 3.126,64, KOSPI Korea Selatan terdepresiasi 0,52% ke 2,977.65, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpangkas 0,29% ke posisi 6.581,48.

Di indeks Nikkei, sepanjang tahun 2021 telah melesat 4,9%, didorong oleh stimulus fiskal dan moneter serta optimisme untuk pemulihan ekonomi pascapandemi yang telah mengangkat saham Jepang ke rekor global tahun ini.

"Latar belakang untuk saham di Jepang terlihat bagus tahun depan," kata Masahiro Ichikawa, kepala strategi pasar di Sumitomo Mitsui DS Asset Management, memperkirakan Nikkei akan mencapai 30.000 pada akhir Maret 2022.

Nikkei pun sempat mencetak level tertingginya sejak tiga dekade terakhir atau sejak tahun 1990, di mana level tertinggi Nikkei mencapai kisaran 30.000 yang tercipta pada September lalu.

Sementara itu di Korea Selatan, indeks KOSPI Korea Selatan juga ditutup terkoreksi pada perdagangan terakhir di tahun 2021, karena investor cenderung menahan diri dari membuat taruhan besar.

Namun di pasar saham China dan Hong Kong, pada perdagangan hari ini ditutup di zona hijau, di mana pada hari ini merupakan perdagangan terakhir pasar saham Hong Kong di tahun 2021. Namun di China, pasar saham masih akan dibuka pada esok hari.

Menguatnya pasar saham Hong Kong dan China didorong oleh kenaikan saham teknologi informasi, keuangan, dan konsumen, karena sentimen terangkat oleh janji pemerintah untuk fokus pada pemulihan konsumsi dan mengurangi tarif pajak penghasilan tertentu.

Kementerian perdagangan China pada Rabu kemarin berjanji untuk melanjutkan program pemulihan konsumsinya pada tahun 2022.

Sejatinya, sentimen pasar pada hari ini masih cenderung positif, meskipun beberapa negara sedang dihadapi kondisi darurat akibat melonjaknya kasus virus corona (Covid-19) varian Omicron.

Hampir 900.000 kasus terdeteksi setiap hari di seluruh dunia yang terjadi pada tanggal 22 dan 28 Desember, dengan banyak negara mencatat rekor tertinggi baru dalam 24 jam sebelumnya, termasuk Amerika Serikat (AS), Australia, Argentina, Bolivia, dan sebagian besar di Eropa.

Tetapi mereka tetap berusaha untuk melonggarkan kebijakan isolasi dan juga berupaya untuk tidak melakukan pembatasan wilayah (lockdown) secara lebih ketat agar perekonomian mereka tidak lagi terdampak.

Seiring dengan berjalannya waktu dan berbagai riset dilakukan oleh beberapa peneliti di beberapa negara, kabar baik terus berhembus soal Omicron.

Terbaru, John Bell, profesor kedokteran di Universitas Oxford serta penasehat pemerintah Inggris menyatakan pemandangan horor gelombang Covid-19 sudah menjadi sejarah.

Saat berbicara di BBC Radio 4, Bell menganalisa data dari Inggris di mana penambahan kasus per hari mencapai rekor tertinggi, dan penerimaan pasien di rumah sakit berada di level tertinggi sejak bulan Maret. Tetapi, Bell mengatakan jumlah orang yang berada di ICU, khususnya yang sudah divaksinasi masih sangat, sangat rendah.

"Jumlah orang yang sakit parah dan meninggal akbat Covid-19 secara mendasar tidak mengalami perubahan sejak kita divaksinasi dan itu merupakan sesuatu yang sangat penting untuk diingat," kata Bell kepada BBC sebagaimana diwartakan CNBC International, Rabu (29/12/2021).

"Adegan horor yang kita lihat setahun lalu, ruang ICU penuh, banyak orang meninggal sebelum waktunya, dalam pandangan saya itu sekarang sudah menjadi sejarah dan kita harus meyakini hal ini akan terus berlanjut," tambah Bell.

Namun, momen akhir tahun memang jadi salah satu pertimbangan investor untuk profit taking serta cash out dari pasar terlebih dahulu. Sehingga hal itulah yang menjadi mayoritas bursa Asia terkoreksi pada hari ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular