Investor Masih Semangat Memburu SBN, Harga SBN Menguat Lagi

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Rabu, 29/12/2021 18:41 WIB
Foto: US Treasury, Bond, Obligasi (Ilustrasi Obligasi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) kembali ditutup naik pada perdagangan Rabu (29/12/2021), jelang pergantian tahun yang hanya tinggal menghitung hari.

Mayoritas investor masih ramai memburu SBN acuan pada hari ini, ditandai dengan melemahnya imbal hasil (yield) di hampir seluruh tenor SBN acuan. Hanya SBN bertenor 10 yang cenderung dilepas oleh investor, ditandai dengan kenaikan yield.

Melansir data dari Refinitiv, yield SBN bertenor 10 tahun yang merupakan yield SBN acuan naik 0,8 basis poin (bp) ke level 6,362%. Yield berlawanan arah dari harga, sehingga turunnya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang naik, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.


Investor hingga kini terus memburu pasar obligasi pemerintah RI, meski kabar dari virus corona (Covid-19) varian Omicron di global masih cenderung positif. Pergerakan yield SBN pada hari ini cenderung berlawanan dengan pergerakan yield surat utang pemerintah Amerika Serikat (AS) yang terpantau menguat pada perdagangan Selasa kemarin waktu AS.

Bahkan pada hari ini, yield obligasi pemerintah AS (Treasury) cenderung kembali menguat, seiring optimisme pasar akan kabar positif dari varian Omicron yang terus berdatangan.

Pada penutupan perdagangan Selasa kemarin waktu AS, yield Treasury bertenor 10 tahun naik menjadi 1,482%, menurut data dari CNBC InternationalNamun pada hari ini, yield Treasury acuan berjatuh tempo 10 tahun cenderung kembali naik 1,1 bp ke level 1,493%.

Kabar baik bagi pasar finansial global datang dari Afrika Selatan (Afsel), di mana hasil studi terbaru menunjukkan orang-orang yang terinfeksi Omicron, terutama yang sudah divaksin akan memiliki imun yang lebih kuat dalam menghadapi varian Delta.

Reuters melaporkan, riset tersebut baru dilakukan terhadap sekelompok kecil, hanya 33 orang yang sudah divaksin dan belum. Hasilnya, netralisasi virus Omicron meningkat 14 kali lipat selama 14 hari setelah terinfeksi, dan netralisasi varian naik 4,4 kali lipat.

Hasil riset tersebut juga dikatakan konsisten dengan temuan sebelumnya yakni Omicron menggantikan varian Delta karena individu yang terinfeksi memperoleh kekebalan yang menetralisir Delta. Penelitian tersebut memberikan harapan bahwa Omicron akan menjadi akhir dari pandemi Covid-19.

Di AS sendiri, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS merekomendasikan untuk mengurangi masa isolasi bagi warganya yang positif Covid-19 dari 10 hari menjadi 5 hari, jika individu tersebut tidak bergejala. Pengurangan masa isolasi tersebut tentunya membuat aktivitas warga mengalami peningkatan, dan bisa berdampak positif ke ekonomi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Modal Pasar Saham & SBN Tarik Investor Saat Iran-Israel Panas