Ada Transmisi Lokal Omicron di RI, Yield SBN Kembali Melemah

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
28 December 2021 19:22
Ilustrasi Obligasi
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) kembali ditutup menguat pada perdagangan Selasa (28/12/2021), di mana investor cenderung merespons dari kabar ditemukannya kasus virus corona (Covid-19) varian Omicron dari transmisi lokal di RI.

Mayoritas investor kembali ramai memburu SBN acuan pada hari ini, ditandai dengan turunnya imbal hasil (yield) di tenor SBN acuan. Hanya SBN bertenor 10, 15, dan 20 tahun yang masih cenderung dilepas oleh investor, ditandai dengan naiknya yield.

Melansir data dari Refinitiv, yield SBN bertenor 15 tahun naik sebesar 0,2 basis poin (bp) ke level 6,354%, sedangkan yield SBN berjatuh tempo 20 tahun menguat 0,2 bp ke level 7,043%. Adapun yield SBN berjangka waktu 10 tahun yang merupakan yield SBN acuan naik 0,7 bp ke level 6,354%.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga penurunan yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Kabar kurang menggembirakan sempat datang di dalam negeri, di mana Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan ada 1 kasus tambahan dari kasus transmisi lokal, sehingga total positif Covid-19 Omicron mencapai 47 kasus.

Kasus transmisi lokal dialami oleh seorang laki-laki berusia 37 tahun dan tidak ada riwayat perjalanan luar negeri beberpaa bulan atau kontak erat dengan pengidap.

Meskipun ada kabar kurang menggembirakan di dalam negeri, tetapi sikap pelaku pasar keuangan pada hari ini cenderung masih optimis, terlihat dari kembali cerahnya pasar saham dalam negeri.

Sementara itu dari Amerika Serikat (AS), yield surat utang pemerintah (Treasury) terpantau cenderung menguat pada pagi hari ini waktu AS, setelah libur panjang selama akhir pekan lalu.

Dilansir dari CNBC International, yield Treasury acuan dengan tenor 10 tahun cenderung naik tipis 0,1 bp ke level 1,482%, dari sebelumnya pada Senin kemarin di level 1,481%. Sementara itu, yield Treasury berjatuh tempo 30 tahun juga naik 0,5 bp ke level 1,891%, dari sebelumnya di level 1,886% pada perdagangan kemarin.

Pasar obligasi pemerintah ditutup pada Jumat, 24 Desember karena adanya liburan Natal dan dibuka kembali pada Senin kemarin. Investor masih bersikap positif terkait perkembangan Covid-19 varian Omicron.

Di AS, sejauh ini ada lebih dari 52 juta kasus infeksi baru Covid-19, menyusul penyebaran Omicron yang terkonfirmasi tidak memicu gejala parah. Ahli penyakit menular Gedung Putih, dr. Anthony Fauci memperkirakan kenaikan masih akan terus terjadi setelah pekan lalu menyentuh angka 150.000.

Meski demikian, kenaikan kasus tersebut dipercaya tidak akan menyebabkan pelambatan ekonomi, malah berpotensi mempercepat berakhirnya pandemi.

"Kami tidak yakin Omicron akan mempengaruhi outlook pertumbuhan ekonomi secara signifikan, justru sepertinya akan mempercepat akhir pandemi," tutur analis JPMorgan Dubravko Lakos-Bujas, seperti dikutip CNBC International.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasar SBN Masih Diburu Investor, Yieldnya Turun Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular