Mantap! Bursa Asia Hijau, IHSG Bakal Gerak Sama Nih
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia dibuka menguat pada perdagangan Selasa (28/12/2021), menyusul cerahnya bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin kemarin waktu setempat, di mana indeks S&P 500 kembali mencetak rekor barunya kemarin.
Indeks Nikkei Jepang dibuka melesat 0,98%, Hang Seng Hong Kong menguat 0,3%, Shanghai Composite China naik 0,18%, Straits Times Singapura bertambah 0,28%, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,26%.
Investor di Asia akan memantau saham teknologi China di Hong Kong, setelah adanya laporan dari Financial Times bahwa perusahaan teknologi Didi telah melarang karyawannya menjual saham mereka tanpa batas waktu.
Ketidakpastian atas prospek perusahaan China yang ingin mengejar IPO di luar negeri juga masih akan menghantui pasar Asia pada hari ini.
Namun, pergerakan bursa Asia pada hari ini cenderung cerah, menyusul cerahnya kembali bursa saham AS, Wall Street pada perdagangan Senin kemarin waktu setempat, di mana indeks S&P 500 kembali mencetak rekor barunya kemarin.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melesat 0,98% ke level 36.302,379, S&P 500 melonjak 1,38% ke posisi 4.791,21, dan Nasdaq Composite melompat 1,39% ke 15.871,26.
Para analis masih memberikan outlook positif bagi sebagian besar ekuitas, meski kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) melonjak di beberapa negara, utamanya di negara-negara maju.
Meski Covid-19 varian Omicron terus menyebar dengan cepat, tetapi studi yang menunjukkan tidak lebih berbahaya ketimbang varian lainnya membuat bursa saham global terus menanjak.
Tiga hasil studi yang menunjukkan varian Omicron menyebabkan pasien yang terinfeksi harus dirawat di rumah sakit lebih rendah ketimbang varian lainnya, termasuk varian Delta. Artinya, pasien yang positif Omicron menunjukkan gejala yang lebih ringan ketimbang varian lainnya.
Studi tersebut dilakukan di Afrika Selatan yang merupakan asal Omicron, di Inggris yang saat ini kasusnya sedang meledak, dan di Skotlandia.
Indeks S&P 500 sepanjang tahun ini sudah melesat lebih dari 27%, dan dengan kemungkinan terjadi Santa Rally, kenaikan tersebut tentunya bisa bertambah lagi dan kembali mencetak rekor.
Seperti disebutkan sebelumnya, Santa Rally terjadi di 5 hari perdagangan terakhir tahun ini, dan 2 hari pertama tahun depan.
Mengutip CNBC International, Santa Rally pertama kali diamati oleh Yale Hirsch, pendiri The Stock Trader's Alamac.
Dalam 45 tahun terakhir, Santa Rally menghasilkan return positif sebanyak 34 kali, dengan rata-rata sebesar sebesar 1,4%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)