
3 Studi Sebut Omicron "Ramah", Rupiah Siap Melesat Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah sukses mencatat penguatan 3 hari beruntun melawan dolar Amerika Serikat (AS) Kamis kemarin. Total dalam 3 hari rupiah mampu mencatat penguatan 0,89%.
Sentimen pelaku pasar yang membaik membuat laju penguatan rupiah tak terbendung, dan berpeluang berlanjut pada perdagangan Jumat (24/12).
3 hasil studi yang menunjukkan virus corona varian Omicron menyebabkan pasien yang terinfeksi harus dirawat di rumah sakit lebih rendah ketimbang varian lainnya membuat sentimen pelaku pasar terus membaik. Artinya, pasien yang positif Omicron menunjukkan gejala yang lebih ringan ketimbang varian lainnya.
Studi tersebut dilakukan di Afrika Selatan yang merupakan asal Omicron, di Inggris yang saat ini kasusnya sedang meledak, dan di Skotlandia.
"Bagi kita sebagai individu, hasil studi tersebut menjadi sesuatu yang bagus," kata Relf Reintjes, profesor epidemiologi di Hamburg University of Applied Sciences, sebagaimana diwartakan CNBC International, Kamis (23/12).
Tetapi ia juga menyatakan jika dilihat dari sudut pandang epidemiologi, penyebaran Omicron lebih cepat ketimbang varian sebelumnya. Jadi masyarakat dan sistem kesehatan masih dalam risiko tinggi.
Secara teknikal, rupiah sukses menembus rerata pergerakan 50 hari (Moving Average 50/ MA 50) di kisaran Rp 14.250/US$ hingga Rp 14.260/US$. Artinya, rupiah yang disimbolkan USD/IDR kini sudah bergerak di bawah tiga MA, yang tentunya membuka peluang berlanjutnya penguatan.
Selama mampu bertahan di bawah MA 50, rupiah berpeluang menguat menguji kembali Rp 14.200/US$. Penembusan di bawah level tersebut akan membuka peluang ke Rp 14.170/US$.
![]() Foto: Refinitiv |
Peluang penguatan rupiah terbuka cukup lebar melihat indikator Stochastic yang belum mencapai wilayah jenuh jual (oversold).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Di sisi lain, jika kembali ke atas MA 50, rupiah berisiko melemah ke Rp 14.280/US$ hingga Rp 14.300/US$.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?
