Investor Abaikan Kabar Positif, Yield Mayoritas SBN Melemah

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
23 December 2021 19:40
US Treasury, Bond, Obligasi (Ilustrasi Obligasi)
Foto: US Treasury, Bond, Obligasi (Ilustrasi Obligasi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) kembali ditutup menguat pada perdagangan Kamis (23/12/2021), meskipun sentimen positif yang hadir di pasar global terus berdatangan.

Mayoritas investor kembali ramai memburu SBN acuan pada hari ini, ditandai dengan melemahnya imbal hasil (yield) di tenor SBN acuan. Hanya SBN bertenor 1, 15, dan 30 tahun yang cenderung dilepas oleh investor, ditandai dengan kenaikan yield.

Melansir data dari Refinitiv, yield SBN bertenor 1 tahun naik 2,9 basis poin (bp) ke level 3,32%, sedangkan yield SBN berjatuh tempo 15 tahun naik tipis 0,1 bp ke level 6,291%, dan yield SBN berjangka waktu 30 tahun menguat 0,6 bp ke level 6,822%.

Sementara, yield SBN berjatuh tempo 10 tahun yang merupakan yield acuan obligasi negara kembali melemah 1,1 bp ke level 6,389% pada hari ini.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga penurunan yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Meskipun sentimen positif terus berdatangan di pasar global, tetapi investor di pasar surat utang pemerintah RI tetap memburu kembali SBN pada hari ini.

Sentimen positif pertama datang dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (AS) atau Food and Drug Administration (FDA) yang menyetujui penggunaan dan peredaran obat besutan Pfizer untuk menekan tingkat keparahan infeksi Covid-19.

Studi menunjukkan bahwa obat berbentuk pil tersebut memiliki efektivitas hingga 89% untuk meringankan gejala Covid-19, sehingga tak perlu 'mondok' di rumah sakit.

Sedangkan sentimen kedua datang dari Afrika Selatan, di mana penelitian lebih lanjut varian Omicron menunjukan adanya penurunan risiko rawat inap dan penyakit parah dibandingkan dengan varian Delta.

Studi yang belum ditinjau lebih lanjut oleh penelitian lainnya menemukan orang yang didiagnosis terinfeksi Omicron di Afrika Selatan dari 1 Oktober hingga 3 November memiliki kemungkinan 80% lebih kecil untuk dirawat di rumah sakit daripada jika mereka terkena varian lain pada periode yang sama.

Meskipun para ahli kembali menegaskan bahwa masih terlalu dini untuk mengetahui dengan pasti tingkat keparahan Omicron, tetapi penelitian ini menawarkan harapan strain Omicron tidak akan separah yang ditakuti pada awalnya.

Hal ini memberikan harapan bahwa penanganan pandemi bakal kian membaik sekalipun di negara yang tingkat vaksinasinya rendah. Jika penanganan pandemi membaik, maka harapan bahwa pandemi berakhir pun bakal kian besar, sehingga ekonomi segera berjalan normal.

Sementara itu di AS, Presiden AS, Joe Biden dalam konferensi persnya pada Selasa lalu menyerukan warga AS mendapatkan suntikan penguat vaksin, mengklaim bahwa penerima akan "amat sangat terlindungi."

Dia juga menegaskan bahwa pemerintah tak akan melakukan pembatasan sosial (lockdown) ketat seperti yang pernah diberlakukan sebelumnya.

Alhasil, sentimen positif tersebut mendorong investor di AS untuk kembali melepas kepemilikannya di pasar obligasi pemerintah (Treasury) pada hari ini.

Dilansir dari CNBC International, yield Treasury acuan bertenor 10 tahun cenderung naik 1,9 bp ke level 1,477% pada pukul 06:16 waktu setempat, dari sebelumnya pada perdagangan Rabu kemarin di level 1,458%.

Sedangkan yield Treasury berjatuh tempo 30 tahun juga cenderung menguat 1,5 bp ke level 1,872% pada pagi hari ini.

Selain karena hadirnya sentimen positif, investor juga melepas Treasury karena pada Jumat besok, pasar keuangan AS termasuk pasar obligasi pemerintah tidak dibuka karena sudah mulai libur panjang Natal.

Di lain sisi, investor juga akan mengamati beberapa data inflasi AS yang akan dirilis pada hari ini, yakni indeks harga konsumen PCE, angka sentimen konsumen, dan klaim pengangguran per pekan yang berakhir pada 12 Desember 2021.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasar SBN Masih Diburu Investor, Yieldnya Turun Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular