Wall Street Dibuka dengan Volatilitas Tinggi

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
22 December 2021 21:59
Markets Wall Street. (AP/Courtney Crow)
Foto: Markets Wall Street. (AP/Courtney Crow)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) melesat pada perdagangan Rabu (22/12/2021), berpeluang melanjutkan reli yang dicetak kemarin.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 20 poin pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB) dan selang 20 menit berbalik terkoreksi 23,35 poin (-0,07%) ke 35.469,35. Namun, S&P 500 tumbuh 6,5 poin (+0,14%) ke 4.655,73 dan Nasdaq lompat 47,44 poin (+0,31%) ke 15.388,53.

Saham Caterpillar naik 1,5% di pembukaan sementara saham Tesla melesat 3% setelah pemilik Tesla yakni Elon Musk dalam platform podcast mengatakan bahwa pihaknya telah mencapai kesepakatan untuk menjual 10% sahamnya untuk memenuhi kewajiban pajak.

Kemarin, indeks Dow Jones lompat 560 poin (+1,6%) sementara S&P 500 lompat 1,8% dan Nasdaq melesat 2,4%. Reli tersebut memperbaiki posisi ketiga indeks tersebut yang terbanting dalam 3 hari sebelumnya.

Namun sepanjang bulan berjalan, Desember tahun ini menurut Bespoke Investment Group menjadi bulan paling volatil bagi indeks S&P 500 sejak tahun 1953. Indeks kecemasan pasar Cboe Volatility Index melonjak ke angka 35.

Saham yang terkait dengan perjalanan kembali menguat, setelah investor melancarkan pembelian di tengah koreksi. Saham Delta Air Lines melonjak 5,9%, sementara United Airlines melesat 6,9%.

Presiden AS Joe Biden dalam konferensi pers pada Selasa menyerukan warga AS mendapatkan suntikan penguat vaksin, mengklaim bahwa penerima akan "amat sangat terlindungi." Dia juga menegaskan bahwa pemerintah tak akan melakukan pembatasan sosial (lockdown) ketat seperti yang pernah diberlakukan sebelumnya.

Biden juga mengatakan bahwa 1.000 personil medis dari militer akan membantu rumah sakit menangani kenaikan pasien Covid-19. Pihaknya akan membeli 500 juta tes Covid di rumah yang gratis untuk warga AS mulai tahun depan.

Keith Buchanan, Manajer Portofolio Globalt Investments, mengatakan bahwa varian Omicron tak memicu persoalan separah varian Delta sehingga pemulihan ekonomi yang berjalan tak serta-merta dipicu oleh stimulus.

"Ia menguji apakah ekonomi dan pasar bisa mempertahankan kinerja meski kebijakan moneter dan fiskal tidak selonggar sebelumnya," tuturnya seperti dikutip CNBC InternationalInvestor AS hari ini juga akan memantai rilis data ekonomi, termasuk pembelian rumah baru, penjualan rumah lama, pertumbuhan ekonomi, dan indeks keyakinan konsumen.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Rilis Kinerja Nvidia, Nasdaq & S&P500 Tergelincir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular