Uang Pensiun Nyangkut di Jiwasraya, Nasabah: Saya Shock!
Jakarta, CNBC Indonesia - Restrukturisasi polis nasabah PT Asuransi Jiwasraya (Persero) telah memasuki babak akhir. Ditandai dengan pengalihan polis nasabah yang bersedia untuk direstrukturisasi ke PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life), anak usaha IFG.
Terdapat 300 ribu polis nasabah yang nantinya akan dialihkan ke perusahaan asuransi baru ini, di mana di tahap pertama pengalihan polis baru sebanyak 8.700-an polis yang dialihkan.
Direktur Utama IFG Life Harjanto Tanuwidjaja mengatakan bersamaan dengan pengalihan ini juga dilakukan pembayaran tahap pertama bagi beberapa pemegang polis berdasarkan skema restrukturisasi yang diambilnya.
"Kami berkomitmen dapat menjalankan mandat polis ini sesuai dengan ketentuan sesuai dengan polis restrukturisasi yang disetujui," kata Harjanto dalam seremoni pengalihan polis, di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Rabu (22/12/2021).
Dalam seremoni ini turut hadir perwakilan nasabah yang bersedia direstrukturisasi polisnya, sekaligus telah mendapatkan pembayaran polis tahap pertama dari IFG Life.
Para nasabah ini telah menerima skema restrukturisasi yang ditawarkan kepadanya, dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Mau tak mau, nasabah menerima skema tersebut jika mau uangnya kembali, meski tak semuanya.
Lilis, wanita paruh baya, nasabah bancassurance Jiwasraya telah menjadi nasabah Jiwasraya untuk menempatkan dana pensiunnya. Jumlah dana keseluruhan yang ditempatkannya di Jiwasraya mencapai Rp 800 juta, dalam tiga polis dengan tenor berbeda dua sejak dua tahun sebelumnya.
Dia menceritakan bahwa masalah Jiwasraya ini dimulai bertepatan dengan pencairan polis pertamanya pada Oktober 2018.
"Bermasalah sejak Oktober 2018, itu pertama kali, harusnya saya dapat transferan, mau narik kok nggak ada?" kata dia di kesempatan yang sama.
Dana pensiun itu, kata dia, akan digunakan untuk membiayai kehidupannya sehari-hari. Namun, dana tersebut sebagian besar sudah ditempatkan di Jiwasraya dan malah bermasalah.
"Memang sih [uang pensiunnya] lebih dari pada yang di sini, tapi kan ini yang paling gede. Makanya shock juga saat Oktober itu, masalahnya dari tanggal 6, saya tanggal 8, jadi beda berapa hari," papar dia.
"Saya berusaha tegar, padahal saya nangis, nanti saya gimana, hidup saya kacau deh," imbuh dia.
Dia menjelaskan, skema restrukturisasi yang dipilihnya memungkinkan dia hanya menerima 69% dari total dana yang ditempatkannya, dengan tenor pembayaran hingga lima tahun terhitung mulai tahun ini.
Skema ini dipilihnya dari total tiga skema yang ditawarkan, dengan tenor dan ketentuan berbeda.
Lilis mengakui setelah masalah yang terjadi di Jiwasraya, dirinya kapok untuk menempatkan dananya pada instrumen investasi.
"Kapok ya. Sampai habis ini, kan 5 tahun digantinya, 2026. kan saya ambil yang C tapi lebih kecil ya nggak apa-apa akan udah umur," imbuh dia.
Berbeda, nasabah lainnya Naek Raja Manik menerima dengan legowo skema restrukturisasi yang ditawarkan kepadanya.
Memang sejak awal dia percaya dengan Jiwasraya karena percaya karena perusahaan ini sahamnya dipegang oleh pemerintah.
"Karena ini adalah BUMN jadi nggak terlalu khawatir, saya pun masuk karena ini memang perusahaan plat merah. Mungkin kalau pun terjadi pasti akan diselesaikanlah, karena BUMN, apapun yang dijual pemerintah," katanya.
(mon/dru)