Mendadak Trengginas, Rupiah Siap Tembus Rp 14.300/US$

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
22 December 2021 07:05
foto : CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah sukses menguat tajam melawan dolar Amerika Serikat (AS) Selasa kemarin, meski sempat melemah di awal perdagangan. Penguatan tajam tersebut terjadi setelah dolar AS yang mengalami tekanan, serta optimisme dari dalam negeri.

Melansir data Refinitiv, rupiah menguat 0,43% ke Rp 14.313/US$, setelah sempat melemah tipis 0,03%.

Salah satu pemicu rupiah berbalik menguat dan menjadi trengginas yakni Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang optimistis perekonomian Indonesia tumbuh lebih dari 5% di kuartal IV-2021.

"Momentum pemulihan ekonomi kembali menguat setelah terinterupsi varian delta. Untuk 2021, ekonomi diperkirakan tumbuh 3,5-4% dan pada kuartal IV tumbuh di atas 5% karena akselerasi yang kuat," ungkap Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita periode Desember 2021, Selasa (21/12/2021).

Kemudian indeks dolar AS yang kembali melemah membuat rupiah mampu mencatat penguatan tajam, dan berpeluang berlanjut pada perdagangan Rabu (22/12). Apalagi jika melihat sentimen pelaku pasar yang mulai membalik, tercermin dari bursa saham global yang menghijau pada perdagangan Selasa.

Secara teknikal, penguatan tajam rupiah kemarin sukses membuatnya menembus ke bawah rerata pergerakan 200 hari (Moving Average 200/ MA 200) di kisaran Rp 14.340/US$ hingga Rp 14.350/US$.

Rupiah juga menembus support kuat di kisaran Rp 14.330/US$ yang merupakan Neckline pola Inverse Head and Shoulders.

Puncak bawah Inverse Head and Shoulders berada di Rp 14.020/US$ sementara Neckline berada di kisaran Rp 14.330/US$. Artinya ada jarak sebesar 290 poin.

idrGrafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Ketika Neckline ditembus (break out), maka rupiah berisiko melemah sebesar jarak tersebut. Artinya, selama rupiah tertahan di atas Rp 14.330/US$, ada risiko melemah 290 poin ke Rp 14.620/US$.

Pola tersebut memberikan tekanan bagi rupiah, karena merupakan sinyal kenaikan suatu aset, dalam hal ini USD/IDR. Kini dengan pola Neckline kembali ditembus ke bawah meski tergolong weak break out, rupiah bisa lepas dari tekanan selama bertahan di bawahnya.

Rupiah hari ini punya potensi penguatan ke Rp 14.270/US$.

Peluang penguatan rupiah terbuka cukup lebar melihat indikator Stochastic yang belum mencapai wilayah jenuh jual (oversold).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Sementara Neckline Rp 14.330 kini menjadi resisten terdekat jika ditembus rupiah berisiko melemah ke Rp 14.350/US$ hingga Rp 14.370/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular