Bursa Asia Cerah Bergairah, Nikkei Terbang 2% Lebih

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
21 December 2021 16:40
A woman stands in front of a display showing market indices at the Tokyo Stock Exchange (TSE) in Tokyo June 29, 2015. REUTERS/Thomas Peter
Foto: Tokyo Stock Exchange TSE (REUTERS/Thomas Peter)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia berhasil ditutup cerah bergairah pada perdagangan Selasa (21/12/2021), meskipun pasar masih dibayangi oleh sentimen negatif dari seputaran virus corona (Covid-19) varian Omicron.

Indeks Nikkei Jepang memimpin penguatan bursa Asia pada hari ini, di mana indeks saham Negeri Matahari Terbit tersebut ditutup terbang 2,08% ke level 28.517,59.

Sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong juga ditutup melonjak 1% ke posisi 22.971,33 dan Shanghai Composite China melesat 0,88% ke 3.625,13.

Sementara untuk indeks Straits Times Singapura menguat 0,4% ke level 3.085,35, KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,41% ke 2.975,03, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir naik 0,11% ke 6.554,309.

Saham sektor semikonduktor di Asia menjadi penopang cerahnya bursa utama Asia pada hari ini. Hal ini terjadi setelah perusahaan produsen chip penyimpanan memori Amerika Serikat (AS) yakni Micron melaporkan kinerja keuangan positifnya pada kuartal III-2021.

Saham Micron yang terdaftar di indeks Nasdaq Composite melonjak nyaris 7% pada perdagangan after hours pada Senin waktu AS.

Di Jepang, saham semikonduktor seperti Tokyo Electron melonjak 4,4%, sedangkan Advantest naik 4,61%. Kenaikan kedua saham tersebut turut mendorong indeks Nikkei memimpin penguatan bursa Asia pada hari ini.

Sementara di Hong Kong, saham SMIC yang terdaftar di indeks Hang Seng juga melesat 1,66%. Kenaikan saham SMIC juga menopang indeks Hang Seng ditutup melesat tepat 1% pada hari ini.

Adapun di Korea Selatan, saham terkait chip yakni Samsung Electronics melesat 1,3% dan saham SK Hynix melonjak 3,32%.

Cerahnya bursa Asia pada perdagangan hari ini terjadi saat kabar buruk seputaran varian Omicron masih terus berseliweran.

Direktur Jendral Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), Thedros Adhanom Gebreyesus mengatakan bahwa varian Omicron memang menyebar dengan lebih cepat dengan waktu transmisi hingga 3 hari saja.

Kini varian Covid-19 yang ditemukan pertama kali di Afrika Selatan tersebut sudah menyebar ke 89 negara, di mana China, Hong Kong, dan Korea Selatan masuk ke dalam 89 negara tersebut.

Penyebaran Covid-19 Omicron di Eropa pada akhirnya memaksa Belanda untuk menerapkan kembali pembatasan sosial (lockdown) secara nasional hingga Januari nanti.

Kenaikan kasus Omicron di Inggris yang tajam membuat beberapa negara Eropa seperti Jerman melarang turis asal Britania Raya untuk berkunjung.

Pasar memang masih akan bergerak dengan volatilitas tinggi. Apalagi sentimen soal Omicron juga belum benar-benar mendapatkan titik terang.

Di saat badai Omicron melanda, negara-negara maju juga masih dihantui dengan tingkat inflasi yang tinggi. Bank sentral diperkirakan bakal mengambil tindakan berupa menaikkan suku bunga.

Bagaimanapun juga adanya Omicron menambah outlook inflasi menjadi semakin tidak pasti, hal ini tentu akan berpengaruh juga ke bagaimana para pemangku kebijakan meresponsnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular