
Kabar Baik! Bursa Asia Rebound & Menghijau

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia berhasil rebound dan dibuka menguat pada perdagangan Selasa (21/12/2021), di mana investor di kawasan tersebut terus memantau perkembangan terbaru seputaran virus corona (Covid-19) varian Omicron.
Indeks Nikkei Jepang dibuka melesat 1,43%, Hang Seng Hong Kong menguat 0,39%, Shanghai Composite China naik 0,19%, Straits Times Singapura bertambah 0,42%, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,66%.
Rebound-nya bursa Asia pada hari ini terjadi di tengah sikap investor yang akan terus memantau situasi dan perkembangan terbaru seputaran varian Omicron, di mana berbagai perhelatan liburan di beberapa negara pada akhir tahun ini berpotensi akan kembali dibatalkan menyusul beberapa negara yang kembali memberlakukan pembatasan sosial (lockdown).
Pembatasan yang lebih ketat sedang dipertimbangkan untuk kembali diberlakukan di berbagai negara ketika kasus Omicron membayangi pasar selama periode liburan akhir tahun ini.
Sejumlah pembatasan dan langkah-langkah darurat telah diperkenalkan sebagian besar negara di Benua Eropa.
Di Belanda, pemerintah setempat telah memberlakukan kembali lockdown mulai Minggu kemarin hingga 14 Januari 2022.
Sementara di Inggris, Walikota London Sadiq Khan mengumumkan status "insiden besar" pada Minggu kemarin, menyusul lonjakan infeksi Covid-19 akibat varian Omicron. Dia pun mempertimbangkan untuk kembali memberlakukan lockdown.
Tak hanya di Belanda dan Inggris, negara di Eropa lainnya seperti Prancis, Siprus, Irlandia, Denmark, dan Austria juga memperketat pembatasan kegiatan masyarakat.
Di Prancis, pemerintah kota Paris pun membatalkan acara kembang api pada Malam Tahun Baru 2022, sedangkan Denmark telah menutup kembali teater, gedung konser, taman hiburan, dan museum.
Bursa Asia juga cenderung berlawanan arah dengan bursa saham Amerika Serikat (AS) pada Senin kemarin waktu AS, di mana bursa saham Negeri Paman Sam kembali terkoreksi hingga lebih dari 1% karena investor masih khawatir dari sentimen Omicron.
Indeks Dow Jones ditutup ambles 1,23% ke level 34.932,16, S&P 500 ambrol 1,14% ke posisi 4.568,06, dan Nasdaq Composite ambruk 1,24% menjadi 14.980,94.
Di AS, Omicron terlacak sudah menyebar di 43 dari 50 negara bagian AS. Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) pun mencatat bahwa rasio penyebarannya mencapai 1,5 kali dalam 3 hari terakhir.
"Ini merefleksikan peningkatan ketakpastian apakah lonjakan Omicron akan memicu penghentian aktivitas ekonomi secara luas, penambahan stimulus fiskal dari program 'Build Back Better' Presiden Biden," tutur Jim Paulsen, Kepala Perencana Investasi Leuthold Group, seperti dikutip CNBC International.
Sementara itu, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (Treasury) tenor 10 tahun yang menjadi acuan pasar anjlok ke bawah 1,4%. Artinya, harga sedang menguat karena diburu oleh pemodal yang kian resah melihat kenaikan risiko ekonomi terkait pandemi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
