Pasar Cenderung Bermain Aman, Yield SBN Cenderung Melemah

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Jumat, 17/12/2021 19:36 WIB
Foto: Freepik

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) ditutup bervariasi cenderung menguat pada perdagangan Jumat (17/12/2021) akhir pekan ini, di tengah masih hadirnya sentimen negatif dari virus corona (Covid-19) varian Omicron dan pengetatan kebijakan moneter dari bank sentral Inggris kemarin.

Sikap investor di pasar SBN cenderung beragam. Di SBN bertenor 1, 15, dan 20 tahun cenderung dilepas oleh investor, ditandai dengan melemahnya harga dan kenaikan imbal hasil (yield). Yield dan harga SBN berjatuh tempo 25 tahun cenderung stagnan. Adapun sisanya ramai diburu oleh investor, ditandai dengan menguatnya harga dan melemahnya yield.

Dari sisi SBN yang mengalami pelemahan yield, SBN bertenor 5 tahun menjadi yang paling besar pelemahannya pada hari ini, yakni melemah 2,9 basis poin ke level 4,871%. Di sisi  lain, SBN yang mengalami penguatan yield, SBN berjatuh tempo 1 tahun menjadi yang paling besar penguatannya, yakni menguat signifikan sebesar 28,1 bp ke level 3,644%.


Sementara, yield SBN berjatuh tempo 10 tahun yang merupakan yield acuan obligasi negara berbalik turun sebesar 1 bp ke level 6,412% pada hari ini. Yield berlawanan arah dari harga, sehingga penurunan yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Meskipun pergerakan yield SBN pada hari ini cenderung variatif, tetapi secara mayoritas mengalami pelemahan yield, menandakan bahwa investor khawatir dengan kabar dari masuknya varian Omicron ke Tanah Air.

Omicron merupakan varian virus corona yang paling mudah menular dibandingkan varian lainnya. Meski dikatakan hanya menimbulkan gejala ringan, tetapi jika penyebarannya semakin meluas dikhawatirkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akan kembali diperketat, dan membuat perekonomian kembali melambat.

Tak hanya di Indonesia yang kembali dikhawatirkan dari varian Omicron. Di Amerika Serikat (AS) juga terjadi hal yang sama, ditandai dengan melemahnya yield surat utang pemerintah (Treasury) pada Jumat pagi hari waktu AS.

Dilansir dari CNBC International, yield Treasury acuan bertenor 10 tahun cenderung turun 0,1 bp ke level 1,421% pada pukul 03:30 waktu setempat, dari sebelumnya pada perdagangan Kamis (16/12/2021) kemarin di level 1,422%.

Sedangkan yield Treasury berjatuh tempo 30 tahun juga cenderung melemah sebesar 0,7 bp ke level 1,854% pada pagi hari ini, dari sebelumnya pada perdagangan kemarin di level 1,861%. Penyebaran varian Omicron terus membebani sentimen investor. Di Inggris, pemerintah setempat melaporkan rekor jumlah kasus harian pada Kamis kemarin, nyaris sebesar 90.000 infeksi.

Meskipun pasar kembali khawatir dengan varian Omicron, tetapi mereka juga masih mencerna potensi sikap bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang lebih hawkish pada kebijakan moneter.

The Fed mengatakan Rabu lalu bahwa mereka akan mempercepat proses pengurangan pembelian asetnya (quantitative easing/QE) atau tapering dan mengindikasikan bahwa mereka akan menaikkan suku bunga pada tahun 2022.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Modal Pasar Saham & SBN Tarik Investor Saat Iran-Israel Panas