
Saham Produsen CPO Lagi Terbang Nih, Yuk Jangan Ketinggalan

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten produsen minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) naik pada awal perdagangan hari ini, Jumat (17/12/2021), seiring harga CPO berhasil rebound (menguat kembali).
Berikut kinerja saham CPO berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) pukul 09.45 WIB.
Dharma Satya Nusantara (DSNG), saham +3,40%, ke Rp 486/saham
Bakrie Sumatera Plantations (UNSP), +1,89%, ke Rp 108/saham
Provident Agro (PALM), +1,67%, ke Rp 915/saham
PP London Sumatra Indonesia (LSIP), +1,65%, ke Rp 1.230/saham
Jaya Agra Wattie (JAWA), +1,60%, ke Rp 254/saham
Sampoerna Agro (SGRO), +1,50%, ke Rp 2.030/saham
Eagle High Plantations (BWPT), +1,35%, ke Rp 75/saham
Salim Ivomas Pratama (SIMP), +0,87%, ke Rp 464/saham
Triputra Agro Persada (TAPG), +0,82%, ke Rp 615/saham
Tunas Baru Lampung (TBLA), +0,63%, ke Rp 795/saham
Sawit Sumbermas Sarana (SSMS), +0,49%, ke Rp 1.035/saham
Astra Agro Lestari (AALI), +0,26%, ke Rp 9.7750/saham
Saham DSNG memimpin kenaikan sebesar 3,40% ke Rp 486/saham, rebound dari koreksi selama 3 hari beruntun. Dalam sepekan saham DSNG naik 2,08%, sedangkan dalam sebulan anjlok 16,58%.
Saham Grup Bakrie UNSP juga terapresiasi 1,89% ke Rp 108/saham. Namun, nilai transaksi saham ini sangat kecil, hanya RP 4,43 juta.
Saham Grup Provident PALM dan Grup Salim LSIP sama-sama naik 1,67% dan 1,65% pagi ini.
Adapun saham Grup Salim lainnya, SIMP, terkerek 0,87% ke harga Rp 464/saham, usai melemah dalam 2 hari terakhir.
Sementara, harga CPO di Bursa Malaysia tercatat naik 2,18% ke MYR 4.498/ton, setelah melemah selama 4 hari belakangan.
Kemarin, para analis sudah memprediksi bahwa CPO bakal rebound hari ini.
Melansir Bernama, trader CPO David Ng mengatakan pelemahan harga baru-baru ini memberikan kesempatan bagi pembeli untuk memasuki pasar untuk mendukung harga dalam waktu dekat.
Oleh karena itu, ia menempatkan support di MYR 4.250 per ton dan resistance di MYR 4.550 per ton.
Sementara itu, pemilik dan salah satu pendiri Palm Oil Analytics yang berbasis di Singapura Dr Sathia Varqa berpendapat bahwa CPO berjangka rebound dari kerugian empat hari terakhir, didorong oleh pembelian murah dan output yang lebih rendah.
Data surveyor kargo Intertek Testing Services menunjukkan bahwa ekspor Malaysia untuk periode 1-15 Desember turun 12,49% menjadi 772.137 ton dari 882.385 ton pada 1-15 November 2021.
Sementara itu, surveyor kargo AmSpec Malaysia melaporkan bahwa ekspor selama 1-15 Desember turun 9,12% menjadi 725.600 ton dari 798.399 ton di bulan sebelumnya.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga CPO Drop & Bikin Panik, Saham Sawit Ikut Terguncang