Jelang Pengumuman Hasil FOMC, Harga Mayoritas SBN Melemah

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Rabu, 15/12/2021 18:51 WIB
Foto: US Treasury, Bond, Obligasi (Ilustrasi Obligasi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) kembali ditutup melemah pada perdagangan Rabu (15/12/2021), di mana investor menanti hasil pertemuan kebijakan moneter terbaru bank sentral Amerika Serikat (AS) pada Kamis (16/12/2021) dini hari WIB.

Mayoritas investor cenderung kembali melepas SBN acuan pada hari ini, ditandai dengan menguatnya kembali imbal hasil (yield) di mayoritas SBN acuan. Hanya SBN bertenor 3, 5, dan 15 tahun yang ramai diburu oleh investor, ditandai dengan melemahnya yield pada hari ini.

Melansir data dari Refinitiv, yield SBN bertenor 3 tahun turun sebesar 6,6 basis poin (bp) ke level 3,627%, sedangkan yield SBN berjatuh tempo 5 tahun melemah 1,6 bp ke level 4,852%, dan yield SBN berjangka waktu 15 tahun juga turun 1 bp ke level 6,292%.


Sementar, yield SBN berjatuh tempo 10 tahun yang merupakan yield acuan obligasi negara kembali menguat 7 bp ke level 6,4% pada hari ini. Yield berlawanan arah dari harga, sehingga kenaikan yield menunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Investor saat ini menanti pengumuman hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) pada Kamis dini hari waktu Indonesia.

Tak hanya di pasar obligasi pemerintah RI, yield pasar obligasi pemerintah Negeri Paman Sam (Treasury) juga terpantau cenderung menguat pada Rabu pagi waktu AS.

Dilansir dari CNBC International, yield Treasury acuan bertenor 10 tahun cenderung naik 0,5 bp ke level 1,445% pada pukul 04:00 waktu setempat, dari sebelumnya pada perdagangan Selasa (14/12/2021) kemarin di level 1,439%.

Ketua The Fed, Jerome Powell juga akan mengadakan konferensi pers sesudah pengumuman kebijakan moneter terbaru, yakni sekitar pukul 02:30 WIB. The Fed berencana untuk mempercepat program pengurangan pembelian asetnya (quantitative easing/QE) atau tapering.

Proses tapering sudah mulai dilakukan oleh The Fed pada akhir November lalu. Artinya, hingga QE menjadi nol, diperlukan waktu selama 8 bulan atau perkiraannya akan berakhir pada Juni 2022.

Namun, jika The Fed benar-benar mempercepat tapering, maka hanya perlu waktu 4 sampai 5 bulan saja untuk menghabiskan nilai QE-nya menjadi nol.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Modal Pasar Saham & SBN Tarik Investor Saat Iran-Israel Panas