IHSG Berakhir Menguat 39 Poin di Penutupan Sesi 1
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat di penutupan perdagangan sesi pertama Rabu (15/12/2021), di tengah pergerakan variatif bursa Asia.
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.654,232 atau lompat 38,595 poin (+0,58%) pada penutupan siang. Dibuka naik 0,14% ke 6.615,724, indeks acuan utama bursa ini bertahan di zona hijau tanpa sekalipun menyentuh zona merah.
Level pra-pembukaan pada 6.610,4522 menjadi level terendah hariannya, sementara level tertinggi hariannya disentuh pada pukul 10:40 WIB, yakni pada 6.662,84.
Mayoritas saham menguat yakni sebanyak 258 unit, sedangkan 240 melemah, dan 168 sisanya flat. Nilai perdagangan menguat ke level Rp 7 triliun dengan melibatkan 13 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 825.000-an kali.
Investor asing mencetak pembelian bersih (net buy) senilai Rp 159,09 miliar. Saham yang diburu terutama adalah PT Bank Jago Tbk (ARTO) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan nilai pembelian bersih masing-masing Rp 144,5 miliar dan Rp 133 miliar. ARTO lompat 5,05% ke Rp 16.122/unit dan BBRI naik 1,45% menjadi Rp 4.190.
Sebaliknya, saham yang mereka jual terutama adalah PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dengan nilai penjualan bersih masing-masing sebesar Rp 24,9 miliar dan Rp 14 miliar. Keduanya bergerak berlawanan arah, di mana TLKM menguat 0,24% menjadi Rp 4.110 sementara BUKA anjlok 4,51% ke Rp 466/saham.
Dari sisi nilai transaksi, saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dan ARTO meraja dengan total nilai perdagangan masing-masing sebesar Rp 785,2 miliar dan Rp 424,1 miliar, diikuti BBRI senilai Rp 284 miliar.
Reli terjadi meski bursa Asia bergerak variatif di mana indeks Hang Seng Hongkong melemah 0,11% sedangkan Nikkei menguat 0,05% di tengah spekulasi kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) bakal kian ketat.
AS melaporkan Indeks Harga Produsen (IHP) naik 9,6% (tahunan), lebih tinggi dari estimasi konsensus. Kenaikan harga dan inflasi ini membuat pasar bertaruh bank sentral AS (Federal Reserve/the Fed) akan segera mengetatkan kebijakan moneternya.
Selain itu proses tapering juga diramal bakal lebih cepat dari yang tadinya hanya dikurangi US$ 15 miliar sekarang dikurangi menjadi US$ 15 miliar. Pasar juga memperhatikan rilis neraca dagang oleh Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini. Pelaku pasar masih memperkirakan neraca dagang Indonesia November bisa surplus di atas US$ 4,5 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)