Saham Penerbangan Berguguran. Wall Street Dibuka Melemah

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
Senin, 13/12/2021 22:13 WIB
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) melemah pada pembukaan perdagangan Senin (13/12/2021), setelah pekan lalu mencetak kinerja mingguan terbaik sejak Februari.

Indeks Dow Jones Industrial Average drop 220 poin pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB) dan selang 30 menit menjadi 231,9 poin (-0,64%) ke 35.739,06. S&P 500 susut 19 poin (-0,4%) ke 4.693,05. Nasdaq turun 35,2 poin (-0,23%) ke 15.595,43.

Koreksi terjadi setelah Boeing anjlok 2% American Airlines drop 4% dan Delta Air Lines terbanting 3% setelah AS mencatatkan 800.000 orang tewas akibat virus corona. Sebaliknya, saham Moderna melesat 3% di pembukaan.


Saham Apple menguat 1% dan mendekati debutnya sebagai perusahaan dengan kapitalisasi pasar US$ 3 triliun menyusul rekomendasi beli dari JP Morgan. Di sisi lain, saham Nvidia melesat 1,7% menyusul optimisme bahwa varian omicron tak seberbahaya seperti diduga sebelumnya.

Pekan lalu, indeks Dow Jones lompat 4%, mematahkan koreksi 4 pekan beruntun dan menjadi kinerja terbaik sejak Maret. Sementara itu, S&P 500 dan Nasdaq masing-masing melompat sebesar 3,8% dan 3,6% dan mencetak kinerja mingguan terbaik sejak Februari.

Investor masih mencerna data lonjakan inflasi di AS per November yang telah mencapai angka 6,8% (tahunan) menjadi inflasi tertinggi sejak 1982. Angka tersebut juga lebih tinggi dari proyeksi ekonom dalam polling Dow Jones yang memprediksi angka 6,7%.

"Faktanya adalah inflasi masih cenderung di wilayah penguatan untuk beberapa waktu dan masih ada risiko inflasi membandel," tutur Rick Rieder, Kepala Investasi BlackRock dalam laporan diset yang dikutip CNBC International.

Namun, lanjut dia, inflasi tinggi tersebut diyakini terjadi karena berangkat dari basis perhitungan yang rendah sehingga membaiknya kendala rantai pasokan di akhir kuartal pertama tahun depan bakal secara perlahan mendinginkan inflasi ke level yang lebih nyaman.

Beralih dari inflasi, pasar memantau kebijakan moneter hasil rapat 2-harian Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang diprediksi berujung pada percepatan pengurangan pembelian obligasi di pasar sekunder (tapering) dan penguatan suku bunga acuan lebih cepat oleh.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Masih Panas, Bisnis Packaging Kertas Bersiap Antisipasi