Target Penerbitan SBN 2022 Rp 991 T, Porsi Valas Cuma Secuil

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
Senin, 13/12/2021 13:48 WIB
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan menerbitkan surat berharga negara (SBN) neto sebesar Rp 991,3 triliun pada tahun depan untuk menutup defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Secara bruto SBN yang diterbitkan Rp 1.300,1 triliun.

Seperti yang disepakati pemerintah dan dewan perwakilan rakyat (DPR), defisit APBN 2022 mencapai Rp 868 triliun atau 4,85% terhadap produk domestik bruto (PDB). Di mana belanja mencapai Rp 2.714,2 triliun dan pendapatan Rp 1.846,1 triliun.


"Dari outlook APBN 2021 ini masih naik dan diharapkan sepanjang 2022 diharapkan ketika tahun berjalan (penerbitan SBN) turun," kata Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Riko Amir dalam konferensi pers, Senin (13/12/2021)

Pada rinciannya SBN bruto meliputi penerbitan domestik reguler akan memakan porsi terbesar, yaitu sebanyak 78-83%. Selanjutnya SBN valuta asing (valas) 11-14% dan SBN ritel 6-8%.

DJPPR memiliki strategi jitu dalam penarikan utang, yaitu oportunistik dengan merealisasikan penerbitan lebih besar pada saat kondisi pasar memungkinkan. Kemudian fleksibel yang artinya berubah sesuai dengan kondisi dan menjaga kehati-hatian dengan mempertimbangkan risiko jangka pendek maupun panjang.

Sederet kebijakan SBN yang akan dijalankan pemerintah yaitu optimalisasi SBN rupiah tenor menengah panjang. SBN valas kini diposisikan sebagai pelengkap, untuk menghindari crowding effect dengan tetap memperhatikan cost of fund yang menarik. Pemerintah juga berkoordinasi dengan Bank Indonesia (BI) dalam pemenuhan target SBN.


(mij/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Modal Pasar Saham & SBN Tarik Investor Saat Iran-Israel Panas