
Inflasi AS Tertinggi 39 Tahun, Harga Perak B Aja...

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak naik 2 hari sesi perdagangan beruntun sejak inflasi Amerika Serikat (AS) diumumkan. Namun, kenaikannya masih tertahan oleh The Fed.
Pada Senin (13/12/2021) pukul 09:07 WIB harga perak di pasar spot tercatat US$ 22,2900, naik 0,57% dibandingkan posisi akhir pekan lalu.
![]() |
Harga perak naik karena inflasi AS tertinggi sejak 39 tahun lalu. Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan indeks harga konsumen-yang mengukur besaran yang dibayarkan konsumen untuk barang dan jasa-naik 6,8% pada November dari bulan yang sama tahun lalu. Kenaikan tersebut adalah laju tercepat sejak 1982, selain itu kenaikan tersebut merupakan yang keenam bulan berturut-turut di mana inflasi mencapai 5%.
Core Price Indeks(CPI), yang tidak menghitung inflasi di kategori makanan dan energi yang volatil, naik 4,9% pada November dari tahun sebelumnya. Itu adalah peningkatan yang lebih tajam dari kenaikan 4,6% pada Oktober, dan juga laju tertinggi sejak 1991 di Amerika Serikat.
Inflasi yang tinggi kali ini bagai dua sisi mata koin berbeda. Satu sisi menguntungkan perak sebagai salh satu aset safe haven.
Di sisi lain bisa menjadi pemicu kenaikan suku bunga AS lebih cepat. Ini mengapa harga perak hanya mampu menguat tipis setelah data inflasi diumumkan.
Investor juga menanti hasil pertemuan petinggi The Fed (FOMC) pada 14-15 Desember 2021. FOMC kali diperkirakan akan membahas pengurangan pembelian oblibasi (tapering) yang akan dipercepat. Itu bisa jadi sinyal kapan suku bunga AS akan dinaikkan.
Suku bunga merupakan salah satu "musuh" utama perak, ketika suku bunga di AS naik maka daya tarik perak sebagai aset tanpa imbal hasil akan menurun. Selain itu, opportunity cost berinvestasi perak juga akan mengalami peningkatan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Inflasi Tinggi, Harga Perak Kok Loyo?