Cuekin Omicron, IHSG Ditutup Menguat 5 Hari Beruntun

Feri Sandria, CNBC Indonesia
11 December 2021 10:15
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG, Senin (22/11/2021) (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah ketidakpastian ekonomi terkait penyebaran virus omicron, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu ditutup menguat pada pekan ini, setelah sebelumnya isu omicron mampu membuat bursa nasional tertekan dua minggu beruntun.

Sebelumnya, mengawali bulan Desember, performa indeks dibuka kurang oke, salah satunya dikarenakan penemuan varian baru di Botswana dan Afrika Selatan akhir November yang mampu menekan dalam kinerja IHSG. Akan tetapi setelah beberapa studi awal dilakukan, investor akhirnya kembali positif dan IHSG tercatat menguat 1,75% ke level 6.652,92, dengan lima hari beruntun mampu ditutup di zona hijau.

Investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih di tengah isu percepatan tapering yang kemungkinan akan dilakukan oleh The Fed. Meski demikian, data pasar mencatat di pasar reguler asing malah melakukan jual bersih (net sell) sepakan ini sebesar Rp 1,27 triliun. Sementara itu di pasar negosiasi dan tunai asing tercatat melakukan beli bersih Rp 5,19 triliun.

Dari Bursa Global , Wall Street juga ditutup menguat pekan ini meski mengalami koreksi pada perdagangan Kamis, di mana investor kemarin masih menunggu rilis data inflasi dari pemerintah Amerika Serikat.

Membaiknya pasar keuangan global salah satunya disebabkan oleh sentimen positif hasil penelitian awal dari produsen vaksin Pfizer/BioNTech yang menyebutkan bahwa dosis ketiga vaksin kerja sama mereka tampaknya mampu memberikan perlindungan yang kuat terhadap varian omicron, sementara vaksin dua dosis awal mungkin tidak cukup untuk mencegah infeksi.

Sebelumnya CEO Pfizer juga menyebutkan bahwa meski omicron tampaknya lebih menular tetapi menyebabkan penyakit yang tidak terlalu parah, seperti varian delta. Awalupun dia kembali menekankan bahwa lebih banyak pekerjaan perlu dilakukan untuk mengetahui dengan pasti.

Selanjutnya kinerja positif bursa pekan ini juga didorong oleh kebijakan pemerintah yang batal menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3 selama periode libur natal dan tahun baru (nataru) di semua daerah. Selain itu pemerintah juga mampu menekan angka kasus konfirmasi dan kematian Covid-19 harian.

Pekan ini Bank Indonesia (BI) juga mengumumkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) bulan November 2021 naik menjadi 118,5 dari bulan sebelumnya 113,4.

Terakhir pasar modal sepanjang bulan Desember ini pasar modal juga dibantu oleh aktivitas window dressing yang mungkin akan dilakukan oleh manajer investasi untuk mempercantik portofolio yang dimiliki.

Jika melihat faktor musiman Desember - yang salah satunya didorong oleh aktivitas window dressing - maka kecenderungan IHSG mencatatkan koreksi terbilang sangat minim. Dalam 10 tahun terakhir, pada bulan Desember kinerja bulanan IHSG konsisten positif dengan rerata imbal hasil 3,23%. Biasanya kenaikan IHSG juga akan dilanjutkan ke awal tahun berikutnya dan fenomena ini dinamai January Effect.

Saham-saham yang menjadi sasaran window dressing bulan Desember adalah saham blue chip yang nilai kapitalisasi pasarnya besar sehingga bobotnya terhadap indeks juga besar.

Adapun saham yang mengalami peningkatan terbesar pekan ini adalah PT Trimuda Nuansa Citra Tbk (TNCA) naik 92,50% ke level Rp 1.9.25 per saham, sedangkan saham yang mengalami penurunan terbesar adalah PT Batulicin Nusantara Maritim Tbk (BESS) turun 29,91% ke level Rp 1.160 per saham.

Berikut daftar lengkap 10 saham dengan peningkatan dan penurunan tertinggi pada perdagangan pekan ini.

Saham Top Gainers SepekanFoto: BEI
Saham Top Gainers Sepekan
Saham Top Losers SepekanFoto: BEI
Saham Top Losers Sepekan


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular