Bursa Asia Masih Semangat, tapi Nikkei Mulai Loyo

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
09 December 2021 08:37
A man paues in front of an electric screen showing Japan's Nikkei share average outside a brokerage in Tokyo, Japan, August 5, 2019.   REUTERS/Issei Kato
Foto: Bursa Tokyo (REUTERS/Issei Kato)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia kembali dibuka menguat pada perdagangan Kamis (9/12/2021), karena investor menilai adanya risiko seputar virus corona (Covid-19) varian Omicron.

Indeks Hang Seng Hong Kong dibuka melesat 0,81%, Shanghai Composite China naik tipis 0,07%, Straits Times Singapura menguat 0,27%, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,18%.

Sedangkan untuk indeks Nikkei Jepang dibuka melemah 0,12% pada perdagangan hari ini.

Dari data ekonomi, inflasi China dari sektor konsumen (Indeks Harga Konsumen/IHK) periode November 2021 akan dirilis pada hari ini pukul 09:30 waktu setempat atau pukul 08:30 WIB.

Pasar melalui konsensus Tradingeconomics memprediksi IHK Negeri Panda pada bulan lalu akan kembali mengalami kenaikan, yakni naik menjadi 2,5% secara tahunan (year-on-year/YoY). Sedangkan secara bulanan (month-on-month/MoM), IHK China diprediksi akan sedikit turun menjadi 0,3% pada bulan lalu.

Pelaku pasar di Asia masih akan terus memantau perkembangan terbaru dari kabar seputar Covid-19 varian Omicron dan mereka juga terus bertaruh bahwa dampak varian omicron tidak akan memberikan ancaman mengerikan seperti yang diperkirakan banyak orang sebelumnya.

Sejatinya, sikap optimis juga dialami oleh pelaku pasar global, terutama di Amerika Serikat (AS), di mana sikap optimis pasar yang masih terjadi membuat tiga indeks utama di bursa saham AS, Wall Street kembali menguat, meskipun penguatannya cenderung terpangkas.

Dow Jones Industrial Average naik 0,10%, ke level 35.754,75, S&P 500 menguat 0,31% menjadi 4.701,21, Nasdaq Composite melesat 0,64% ke posisi 15.786,99.

Menghijaunya kembali pasar saham AS divalidasi oleh berita terbaru terkait vaksin Covid-19, di mana Pfizer dan BioNTech mengatakan tiga dosis vaksin mereka efektif untuk menetralkan varian Omicron, berdasarkan hasil tes laboratorium yang dijalankan sendiri. Mereka juga mengatakan dua dosis masih dapat melindungi terhadap penyakit parah akibat Covid-19.

Sebenarnya, sebelum Pizer merilis keterangan terkait keampuhan vaksinnya, banyak investor yang sudah mengantisipasi bahwa varian baru akan dapat 'dijinakkan' dan harapan itu ikut membantu mendorong rebound-nya pasar saham Negeri Paman Sam pada perdagangan Senin (6/12/2021) lalu dan berhasil mencetak reli di hari berikutnya.

Di lain sisi, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) pada Rabu (8/12/2021) kemarin mengatakan bahwa varian Omicron dapat mengubah arah pandemi.

Hingga saat ini, para ilmuwan di seluruh dunia masih berusaha keras untuk menentukan seberapa menular dan mematikan Omicron serta seberapa efektif vaksin yang ada melawan varian tersebut.

Sementara itu dari data pekerjaan AS, jumlah pekerja yang meninggalkan pekerjaan mereka karena ketidakpuasan atau peluang yang lebih baik di tempat lain turun pada Oktober lalu.

Departemen Tenaga Kerja dalam survei Job Openings and Labor Turnover (JOLTs) melaporkan data pekerjaan tersebut turun menjadi 4,7% pada Oktober lalu.

Data laporan JOLTs juga diawasi ketat oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), di mana data ini digunakan untuk tanda-tanda mulai ketatnya pasar tenaga kerja di Negeri Paman Sam.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular