
Naik Lagi, Dolar Australia Makin Jauh dari Rp 10.000

Jakarta, CNBC Indonesia - Di awal pekan ini dolar Australia nyaris menembus ke bawah Rp 10.000/AU$, tetapi mampu berbalik menguat, bahkan berlanjut hingga hari ini. Dolar Australia pun semakin menjauhi level psikologis tersebut, meski rupiah sedang bertenaga dua hari terakhir.
Melansir data Refinitiv, dolar Australia pagi ini naik tipis 0,1% ke Ro 10.241,63/AU$ di pasar spot. Sementara dalam dua hari terakhir masing-masing menguat 0,56% dan 1%.
Sejak 2 November hingga akhir pekan lalu, dolar Australia sudah merosot sekitar 6% melawan rupiah, dan menyentuh level terendah sejak Juli 2020. Oleh karena itu ada faktor teknikal yang membuatnya mampu menanjak 3 hari beruntun.
Selain itu kemungkinan suku bunga di Australia naik sebelum tahun 2024 juga memberikan sentimen positif. Pada awal November lalu, bank sentral Australia (Reserve bank of Australia/RBA) menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga hingga 2024, yang membuat dolar Australia jeblok.
Tetapi, dalam pengumuman kebijakan moneter Selasa (7/12) RBA terlihat membuka ruang untuk kenaikan suku bunga lebih awal.
Hal tersebut terindikasi dari pernyataan gubernur RBA, Philip Lowe yang tidak lagi menyebutkan "suku bunga tidak akan dinaikkan sebelum 2024" tetapi mengatakan "anggota dewan tidak akan menaikkan suku bunga hingga inflasi aktual berada dalam target 2% hingga 3%".
"Untuk mencapai hal tersebut, dibutuhkan perbaikan pasar tenaga kerja lebih lanjut hingga menghasilkan pertumbuhan upah yang lebih tinggi dari saat ini. Hal tersebut akan membutuhkan waktu beberapa lama, dan para anggota dewan siap untuk bersabar," tambah Lowe.
Artinya, jika inflasi konsisten berada di dalam target tersebut, RBA kemungkinan akan menaikkan suku bunga.
Survei tersebut dilakukan Reuters pada 29 November hingga 2 Desember, dengan 35 ekonom.
Tidak hanya sekali, RBA juga diprediksi akan agresif menaikkan suku bunga. Kenaikan berikutnya diperkirakan terjadi di kuartal II-2023, sebesar 25 basis poin (0,25%) sehingga menjadi 0,5%, dan selanjutnya di penghujung 2023 dinaikkan lagi sebesar 25 basis poin.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Libas Semua Dolar, Rupiah Terbaik di Asia Lagi!
