
Mantul! Bursa Asia Ngegas Pagi-pagi, Nikkei Melesat 1% Lebih

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia kembali dibuka di zona hijau pada perdagangan Rabu (8/12/2021), menyusul penguatan kembali bursa saham Amerika Serikat (AS) pada Selasa (7/12/2021) di mana saham-saham teknologi sedang berada dalam mode reli pada hari ini.
Indeks Nikkei Jepang dibuka melonjak 1,21%, Hang Seng Hong Kong menguat 0,39%, Shanghai Composite China naik 0,18%, Straits Times Singapura tumbuh 0,1%, dan KOSPI Korea Selatan melesat 0,94%.
Dari Jepang, perekonomian Negeri Sakura pada kuartal ketiga tahun 2021 yang disetahunkan dilaporkan menyusut menjadi minus 3,6%, lebih buruk dari perkiraan awal yang berkontraksi 3,0%.
Rilis data Produk Domestik Bruto (PDB) Jepang kuartal III-2021 hari ini merupakan data revisi pemerintah, di mana data awal atau flash reading telah dirilis pada 15 November lalu.
Angka tersebut juga lebih buruk dari perkiraan ekonom dalam survei Reuters yang memperkirakan bahwa data revisi PDB Jepang berkontraksi menjadi minus 3,1%.
Secara basis kuartalan (quarter-to-quarter/QoQ), PDB Jepang pada kuartal III-2021 turun menjadi minus 0,9%, sedikit lebih buruk dari pembacaan awal yang sebesar minus 0,8%.
Kembali kontraksinya ekonomi Negeri Sakura terjadi karena karena pengeluaran swasta masih terpukul akibat dari kembali naiknya kasus virus corona (Covid-19) di negara tersebut beberapa bulan yang lalu.
Di lain sisi, pelaku pasar saham Asia juga akan memantau debut saham teknologi media sosial China, Weibo di indeks Hang Seng Hong Kong, di mana harga penawarannya sebesar HK$ 272,8 per saham atau US$ 34,98 per saham.
Saham Weibo sendiri sudah terdaftar di bursa New York, Amerika Serikat (AS), tepatnya di indeks Nasdaq. Proses debut Weibo di Hang Seng terjadi setelah saham ride-hailing berpotensi delisting di bursa New York. Saham Weibo di Nasdaq sempat anjlok lebih dari 10% dalam sepekan terakhir.
Masih dari China, perdagangan salah satu saham pengembang properti China, yakni Kaisa akan di-suspend pada hari ini.
Bahkan, suspensi saham Kaisa pada hari ini merupakan suspensi kedua, di mana suspensi pertama dilakukan pada November lalu.
Kaisa juga masih bergulat dengan krisis likuiditas, di mana perusahaan tampaknya tidak dapat memenuhi batas waktu utang luar negeri sebesar US$ 400 juta pada Selasa kemarin. Kaisa dapat terancam gagal bayar (default) jika pihaknya tidak dapat memenuhi kewajibannya.
Namun, sebagian besar pelaku pasar Asia tetap optimis, meskipun sentimen dari China dan Jepang kurang mendukung.
Bursa saham Asia cenderung kembali mengikuti pergerakan bursa saham AS, Wall Street pada perdagangan Selasa kemarin waktu AS, di tengah meningkatnya optimisme investor yang semakin tidak takut terhadap potensi dampak ekonomi dari varian Omicron.
Indeks Dow Jones ditutup melesat 1,4% ke level 35.719,43, S&P 500 terbang 2,07% ke posisi 4.686,81, dan Nasdaq Composite meroket 3,03% menjadi 15.686,92.
Saham teknologi berada dalam mode reli pemulihan karena investor menepis ketakutan akan dampak Covid-19 varian Omicron dan membeli di harga murah akibat penurunan baru-baru ini.
Jumat (3/12/2021) pekan lalu, investor merotasi saham teknologi karena ketakutan terkait Covid-19, dan ke nama-nama yang terkait dengan pemulihan ekonomi.
Investor juga bertaruh bahwa jenis Covid-19 baru dapat menyebabkan penyakit yang lebih ringan daripada yang ditakuti, setelah Kepala Penasihat Medis Gedung Putih Dr. Anthony Fauci mengatakan pada Minggu (5/12/2021) lalu bahwa data awal pada varian tersebut encouraging tetapi informasi lebih lanjut diperlukan untuk memahaminya sepenuhnya.
Pembuat obat Inggris GlaxoSmithKline juga memberi investor dorongan kepercayaan setelah mengatakan bahwa pengobatan antibodi monoklonalnya efektif terhadap semua jenis varian Omicron, berdasarkan data baru.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
