
Pasar Cenderung Optimistis, Yield Mayoritas SBN Menguat

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) kembali melemah pada perdagangan Selasa (7/12/2021), di tengah kembali optimisnya pasar pada hari ini, sehingga pasar cenderung melepas kepemilikannya di pasar obligasi pemerintah dan memburu kembali aset berisiko seperti saham atau kripto.
Mayoritas investor di pasar obligasi pemerintah RI cenderung kembali melepas kepemilikannya pada hari ini, ditandai dengan kembali naiknya imbal hasil (yield) di hampir seluruh tenor SBN acuan.
Hanya SBN bertenor 3 tahun yang masih ramai diburu oleh investor, ditandai dengan turunnya yield di SBN tenor tersebut. Melansir data dari Refinitiv, yield SBN bertenor 3 tahun turun 0,7 basis poin (bp) ke level 3,722% pada hari ini. Sementara, yield SBN berjatuh tempo 10 tahun yang merupakan yield acuan obligasi negara naik 0,2 bp ke level 6,418%.
Yield berlawanan arah dari harga, sehingga naiknya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.
Pelaku pasar global cenderung optimis pada hari ini, terlihat dari positifnya bursa saham Amerika Serikat (AS), regional (Asia), maupun di dalam negeri. Optimisme pasar kembali meningkat setelah beberapa pengamat mengatakan bahwa virus corona (Covid-19) varian Omicron tidak terlalu berbahaya, seperti yang diperkirakan oleh pasar sebelumnya.
Kepala Penasihat Medis Gedung Putih, Dr. Anthony Fauci mengatakan bahwa data awal varian Omicron sangat 'menggembirakan', meski masih butuh waktu dan tambahan data untuk mendapatkan informasi yang lebih valid.
"Meskipun demikian, terlalu dini untuk membuat pernyataan pasti tentang itu, sejauh ini sepertinya tidak ada tingkat keparahan yang besar untuk [Omicron,]" kata Fauci, dikutip dari CNBC International.
Sebelum Fauci berkomentar terkait varian Omicron, beberapa pengamat juga telah mengonfirmasi bahwa pasien yang terjangkit varian Omicron cenderung memiliki gejala yang ringan. Tak hanya terjadi di pasar obligasi pemerintah RI, optimisme pasar juga membuat yield obligasi pemerintah AS (Treasury) kembali menguat pada pagi hari ini waktu AS.
Data dari CNBC International menunjukkan yield Treasury acuan bertenor 10 tahun kembali naik 0,9 bp ke level 1,443% pada pukul 06:00 waktu setempat, dari sebelumnya pada perdagangan Senin (6/12/2021) kemarin di level 1,434%.
Sedangkan yield Treasury berjatuh tempo 30 tahun juga menguat sebesar 1,6 bp ke level 1,774% pada pagi hari ini, dari sebelumnya pada perdagangan kemarin di level 1,758%.
Meskipun pasar lebih optimis pada hari ini, tetapi mereka terutama pelaku pasar di Negeri Paman Sam tetap memantau rencana bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk mengetatkan kebijakan moneternya.
Beberapa komentar pejabat The Fed menunjukkan bahwa bank sentral Negeri Paman Sam tersebut kemungkinan akan memutuskan untuk menggandakan pengurangan pembelian obligasinya atau tapering, dari sebelumnya sebesar US$ 15 miliar per bulan akan berubah menjadi US$ 30 miliar per bulannya pada pertemuan Desember pekan depan.
Investor juga berekspektasi bahwa jika The Fed benar-benar mempercepat laju tapering-nya, maka potensi The Fed menaikkan suku bunga acuannya juga akan lebih cepat dari target sebelumnya pada akhir tahun 2022.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasar SBN Masih Diburu Investor, Yieldnya Turun Lagi