Saham Anjlok

12 Hari di Zona Merah, Bos Bukalapak Akhirnya Buka Suara

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
07 December 2021 16:35
CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin
Foto: CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Direktur PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), Rachmat Kaimudin, membeberkan sejumlah strategi untuk mengembalikan kepercayaan investor. Hal ini sebagai respons atas tren penurunan harga saham Bukalapak setelah melakukan penawaran umum perdana saham.

"Jadi untuk suatu perusahaan, cara terbaik mengembalikan kepercayaan [investor] capital market, in the short term, selalu meningkatkan kinerja perusahaan dan mengkomunikasikan dengan baik, itu yang selalu kita kerjakan," kata Rachmat, dalam acara peluncuran Startup IPO Whitepaper bertajuk 'The Billion Dollar Moment: A Paradigm Shift for Indonesian IPOs' yang diselenggarakan Mandiri Grup, Selasa (7/12/2021).

RK, sapaan akrabnya, mengungkapkan, perseroan menjadi emiten unicorn pertama di Bursa Efek Indonesia dan terus mengajak perusahaan lain untuk melantai. Bukan berarti, kata dia, performa kinerja saham Bukalapak yang turun dalam setelah IPO akan menyurutkan minat perusahaan teknologi lainnya untuk menghimpun dana di pasar modal Tanah Air.

"Kalau dibilang saham turun misalnya, yang lain gak bisa IPO, itu gak terlalu relevan. Masing-masing [perusahaan] punya kekuataan sendiri. [IPO perusahaan lain] membuat pasar menjadi makin ramai, orang jadi lebih mengerti perusahaan teknologi," beber RK.

Pada kesempatan tersebut, Rachmat menuturkan, dengan proses penawaran umum perdana saham yang dilalui, pihaknya optimis, kinerja perseroan akan membaik. Hal ini juga terlihat dari perbaikan kinerja Bukalapak di September 2021.

"Harga saham itu tergantung mekanisme pasar dan itu sentimennya banyak banget. Misalnya, hari ini saya lihat ada 20 ribu transaksi terjadi, berarti ada 20 ribu alasan kenapa harganya naik atau turun," kata dia.

Tercatat, pada perdagangan Selasa (7/12/2021), saham BUKA ambles 6,58% ke level Rp 426/unit. Saham BUKA langsung terkena auto reject bawah (ARB). Sejak awal Desember saham BUKA tercatat tak pernah menguat. Bahkan saham emiten e-commerce yang didirikan oleh Achmad Zaky ini sudah melemah sejak 22 November. Itu artinya harga saham BUKA konsisten turun 12 hari secara beruntun.

Nilai kapitalisasi pasar BUKA sekarang sudah berada di Rp 43,9 triliun atau turun hampir setengahnya dari awal listing di bursa saham domestik awal Agustus lalu.

Sebagai informasi, BUKA melepas 25% saham dari modal ditempatkan dan disetor dengan harga penawaran perdana (IPO) di Rp 850/unit. Nilai kapitalisasi pasar BUKA kala itu mencapai Rp 87 triliun dan menjadi emiten sektor teknologi dengan bobot indeks sektoral yang besar.

Dengan tren koreksi itu, market cap saham BUKA sudah menguap Rp 43 triliun sejak melantai di bursa setara dengan penurunan hampir 50% atau tepatnya 49%. Bersamaan dengan tren pelemahan yang terjadi investor asing juga terpantau terus melego saham BUKA. Hari ini saja asing net sell saham BUKA sebesar Rp 42,5 miliar di pasar reguler.

Bukalapak sendiri masih membukukan kerugian bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp 1,12 triliun pada periode September 2021. Kerugian bersih tersebut membaik dari periode yang sama pada tahun sebelumnya Rp 1,39 triliun.

Mengacu laporan keuangan perusahaan sampai dengan sembilan bulan pertama ini, Bukalapak tercatat membukukan pendapatan bersih senilai Rp 1,34 triliun, naik 42,09% dari periode yang sama di tahun sebelumnya senilai Rp 948,43 miliar. Rinciannya, pendapatan itu bersumber dari pendapatan marketplace yang naik menjadi Rp 780,41 miliar dari periode sama tahun lalu Rp 742 miliar.

Pendapatan mitra naik menjadi Rp 496,70 miliar dari sebelumnya Rp 117,47 miliar. Sedangkan, BukaPengadaan memberi andil terhadap pendapatan perseroan senilai Rp 70,56 miliar, turun dari Rp 88,95 miliar.

Dari sisi Total Processing Value (TPV) sampai dengan September ini tumbuh 45% menjadi Rp 87,9 triliun. TPV ini juga naik dari posisi kuartal ketiga yang tercatat naik 51% menjadi Rp 31,2 triliun.


(sys/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Sepekan Sempat Pecah Rekor Lalu Anjlok, Simak Pergerakannya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular