Masih Pagi Harga Minyak Sudah Naik 4%! Nggak Santai Nih...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 December 2021 08:25
Ilustrasi: Minyak mengalir keluar dari semburan dari sumur 1859 asli Edwin Drake yang meluncurkan industri perminyakan modern di Museum dan Taman Drake Well di Titusville, Pennsylvania AS, 5 Oktober 2017. REUTERS / Brendan McDermid / File Foto
Foto: Ilustrasi: Minyak mengalir keluar dari semburan dari sumur 1859 asli Edwin Drake yang meluncurkan industri perminyakan modern di Museum dan Taman Drake Well di Titusville, Pennsylvania AS, 5 Oktober 2017. REUTERS / Brendan McDermid / File Foto

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia naik pada perdagangan pagi hari ini. Bukan sekadar naik, tetapi melonjak.

Pada Selasa (7/12/2021) pukul 07:14 WIB, harga minyak jenis brent berada di US$ 73,08/barel. Melesat 4,58% dari posisi hari sebelumnya.

Sementara yang jenis light sweet harganya US$ 69,49/troy ons. Melejit 4,87%.

Beberapa waktu terakhir, dunia dibikin heboh oleh virus corona varian omicron. Varian yang kali pertama terdeteksi di Afrika Selatan ini dikhawatirkan lebih ganas dari varian delta, yang mampu melumpuhkan dunia.

Namun ada kabar yang melegakan. Sejauh ini, pengidap virus corona varian omicron 'hanya' menderita gejala ringan (mild symptoms). Tidak seperti varian delta yang menyebabkan gejala parah bahkan meningkatkan risiko kematian.

"Sejauh ini belum terlihat derajat keparahan yang tinggi," tegas Dr Anthony 'Tony' Fauci, Kepala Penasihat Kesehatan Gedung Putih, dalam acara State of the Union yang disiarkan CNN, seperti dikutip dari Reuters.

Selain itu, Fauci menilai pemerintah Afrika Selatan lebih cepat tanggap dalam menangani varian omicron. Dengan begitu, dunia bisa lebih siap menghadapi ancaman ini, tidak ujug-ujug seperti varian delta tempo hari.

Perkembangan ini membuat pelaku pasar kembali bergairah. Prospek pemulihan ekonomi sepertinya tidak akan terganggu oleh varian omicron.

"Kabar yang beredar semuanya bullish. Momentum sedang mendukung untuk kembali masuk ke pasar," kata Phil Flynn, Analis Senior di Price Futures Group. Seperti dikabarkan Reuters.

Halaman Selanjutnya --> Dialog AS-Iran Buntu

Selain itu, kabar dari Iran juga mendorong kenaikan harga si emas hitam. Perundingan nuklir Amerika Serikat (AS) dan Iran menemui jalan buntu. Anthony Blinken, Menteri Luar Negeri AS, menilai Teheran terlihat tidak serius untuk kembali ke kesepakatan nuklir tersebut.

"Saat ini Iran sepertinya tidak serius untuk kembali ke kesepakatan. Oleh karena itu, kami memutuskan pembicaraan di Wina (Austria) ini dihentikan. Jalan untuk kembali ke kesepakatan sepertinya buntu, kami akan mencari opsi lain," tegas Blinken, sebagaimana diwartakan Reuters.

Tanpa kesepakatan, Negeri Persia akan tetap dikenai sanksi larangan ekspor, termasuk minyak mentah. Artinya, peluang masuknya minyak dari Iran ke pasar dunia masih kecil, setidaknya dalam waktu dekat.

Jadi pasokan minyak dunia sepertinya masih akan ketat. Di tengah permintaan yang tinggi, pasokan yang ketat tentu membuat harga terangkat.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular