IHSG Menguat 35 Poin di Penutupan Sesi 1
Jakarta, CNBC Indonesia - Dua kali tercelup di zona merah,Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona hijau pada penutupan perdagangan sesi pertama Senin (6/12/2021), di tengah pergerakan variatif bursa saham di Asia Pasifik.
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.573,413 atau bertambah 34,9 poin (+0,53%) pada penutupan siang. Dibuka naik 0,22% ke 6.552,816, indeks acuan utama bursa ini langsung berbalik ke zona merah usai pukul 09:00 WIB.
IHSG sempat menyentuh level terendah hariannya pada 6.525,985 selama beberapa menit dan baru kemudian bangkit menguat. Koreksi kembali mendera jelang pukul 10:00 WIB sehingga IHSG kembali tercelup ke zona merah.
Namun, IHSG kembali bangkit dan melaju ke zona hijau hingga menyentuh level tertinggi hariannya pada 6.581,695 setengah ham kemudian. Di penutupan sesi 1, sebanyak 219 saham menguat, sedangkan 293 lain melemah, dan 140 sisanya flat.
Nilai perdagangan surut ke level Rp 6,7 triliun dengan melibatkan 13 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 754.000-an kali. Investor asing mencetak pembelian bersih (net buy) senilai Rp 16,9 miliar.
Saham yang mereka borong terutama adalah PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan nilai pembelian bersih masing-masing Rp 91,9 miliar dan Rp 33,1 miliar. Keduanya lompat masing-masing sebesar 6,5% dan 1,9% ke Rp 3.280 dan Rp 6.850/unit.
Sebaliknya, aksi jual asing menimpa saham PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan nilai penjualan bersih masing-masing sebesar Rp 45,9 miliar dan Rp 20,3 miliar. Keduanya bergerak berlawanan arah, dengan koreksi ASII sebesar 0,4% ke Rp 5.725/unit dan reli BBCA sebesar 0,7% menjadi Rp 7.425/saham.
Dari sisi nilai transaksi, saham CMRY meraja dengan total nilai perdagangan Rp 324,5 miliar diikuti PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) senilai Rp 319,9 miliar, dan PT Bank Jago Tbk (ARTO) senilai Rp 242,3 miliar.
Reli IHSG terjadi di tengah pergerakan variatif bursa regional merespons perkembangan omicron yang menyebar ke kawasan. Indeks saham Nikkei Jepang dan Hang Seng Hong Kong melemah 0,4% dan 1,3%, sementara KOSPI Korea Selatan dan Shenzhen China naik 0,14% dan 0,16%.
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengatakan 24 negara tercatat telah melaporkan kasus varian Omicron sejauh ini. Namun kabar baiknya, sebagian besar menunjukkan gejala yang ringan dan tidak mematikan.
Pelaku pasar juga mencermati faktor musiman pasar saham yang terjadi di bulan Desember yang bisa menjadi salah satu katalis positif, yakni aktivitas mempercantik portofolio para fund manager yang lebih dikenal dengan istilah window dressing.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)