
Kinerja Bursa Asia Pagi Ini Campur Aduk, Ini Penyebabnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham Asia dibuka cenderung beragam pada perdagangan Jumat (3/12/2021), di mana pergerakan bursa Asia pada hari ini masih cenderung volatil karena investor terus memantau perkembangan seputar virus corona (Covid-19) varian Omicron.
Indeks Nikkei Jepang dibuka menguat 0,13% dan Shanghai Composite China dibuka bertambah 0,16%.
Sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong dibuka melemah 0,57%, Straits Times Singapura turun 0,14%, dan KOSPI Korea Selatan terkoreksi 0,25%.
Pergerakan pasar saham Asia yang cenderung beragam pada pagi hari ini terjadi di tengah rebound-nya bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (2/12/2021) kemarin waktu AS, seiring aksi beli investor di harga rendah (buy the dip), sembari terus mengamati perkembangan kabar dari varian Omicron.
Indeks Dow Jones ditutup melonjak 1,82% ke level 34.639,79, S&P 500 melesat 1,42% ke posisi 4.577,19, dan Nasdaq Composite menguat 0,83% ke 15.381,32.
Saat ini, investor terus mencermati perkembangan varian baru Covid-19 Omicron, setelah kasus pertama di AS dikonfirmasi pada Rabu (1/12/2021) lalu.
Melansir CNBC International, pemerintahan Presiden AS Joe Biden bereaksi terhadap kabar bahwa kasus Omicron telah dilaporkan di California dengan meminta sektor bisnis untuk melanjutkan persyaratan vaksinasi, kendati mandat pemerintah saat ini dihentikan di pengadilan sembari menunggu peninjauan.
Selain itu, Gedung Putih juga memperketat aturan perjalanan, mengharuskan penumpang untuk diuji dalam waktu 24 jam sebelum keberangkatan.
Teranyar, kasus Omicron kedua terungkap pada Kamis. Otoritas kesehatan masyarakat Minnesota melaporkan kasus tersebut berkaitan dengan seorang penduduk yang baru saja kembali dari New York City.
Adapun pasien Covid-19 asal Minnesota tersebut telah pulih dari Omicron, sedangkan pasien dari California mengalami gejala ringan.
Di sisi data, klaim tunjangan pengangguran awal AS mencapai 222.000 untuk pekan yang berakhir 27 November.
Angka tersebut lebih rendah dari perkiraan ekonom yang dihimpun Dow Jones, yakni sebesar 240.000. Sementara, posisi periode sebelumnya menunjukkan angka 199.000 pelapor klaim tunjangan pertama kali, yang merupakan terendah sejak November 1969.
Adapun laporan pekerjaan AS per November akan dirilis pada Jumat. Menurut Dow Jones, ekonom memperkirakan ada tambahan 573.000 pekerjaan selama bulan lalu, naik dari 531.000 pada Oktober. Kemudian, tingkat pengangguran Negeri Paman Sam diperkirakan turun menjadi 4,5% dari sebelumnya 4,6%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
