Sebelum Mulai Transaksi, Ada Baiknya Baca 6 Kabar Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Rencana ekspansi emiten mulai dipersiapkan untuk beberapa waktu ke depan. Selain itu, hari ini akan dimulai penawaran buat salah satu emiten kakap di Bursa Efek Indonesia (BEI).
CNBC Indonesia telah merangkum enam peristiwa emiten pada perdagangan kemarin, Senin (29/11/2021) untuk menjadi bahan pertimbangan sebelum perdagangan hari ini, Selasa (30/11/2021) dibuka.
1. Batu Bara Terancam 'Pensiun', Bayan Siapkan Strategi
Sektor batu bara tengah menghadapi tantangan seiring dengan meningkatnya penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan. Pasalnya, sumber energi yang satu ini dikatakan menghasilkan emisi karbon yang sangat besar dan memicu perubahan iklim. memicu perubahan iklim.
Pemerintah Indonesia sendiri serius untuk lebih banyak menggunakan energi baru terbarukan, dan perlahan menggeser batu bara. Bahkan, untuk menuju netral karbon pada 2060, pemerintah berencana mempensiunkan PLTU dalam beberapa tahun mendatang.
Direktur PT Bayan Resources Tbk (BYAN), Russel Neil mengaku situasi ini menjadi cukup menantang bagi sektor batu bara, terutama dari sisi pembiayaan. Saat ini sektor batu bara dituntut untuk tidak hanya menjual emas hitam ini melainkan juga melakukan hilirisasi demi keberlanjutan
2. Jor-joran, Emiten RI Caplok Tambang Baru untuk Ekspansi
Emiten pertambangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) belakangan banyak yang berencana untuk mengakuisisi tambang-tambang baru untuk mengembangkan bisnisnya. Tambang yang dilirik pun berada di luar pertambangan batu bara yang berada di luar core business perusahaan selama ini.
Emiten pertambangan milik Grup Astra, PT United Tractors Tbk (UNTR) mengungkapkan saat ini perusahaan memang tengah melakukan pemilihan tambang mineral, di luar batu bara, untuk diakuisisi.
"Akuisisi aset tambang non-coal memang merupakan salah satu strategi pengembangan usaha kami," kata Sara K. Loebis kepada CNBC Indonesia, Senin (29/11/2021).
3. Tok! Cimory Tetapkan Harga IPO Rp 3.080/Saham
Perusahaan produsen produk susu dan makanan, PT Cisarua Mountain Dairy alias Cimory telah menetapkan harga penawaran sahamnya di Rp 3.080/saham. Harga ini hampir mencapai harga batas atas yang ditawarkan sebelumnya yakni di kisaran Rp 2.780 sampai dengan Rp 3.160 per saham.
Berdasarkan prospektus yang dirilis perusahaan, jumlah saham yang akan ditawarkan sebanyak 1.190.203.000 atau setara dengan 15% dari modal yang ditempatkan dan disetor perusahaan setelah penawaran umum di harga nominal Rp 10/saham.
Dengan demikian, nantinya perusahaan akan memperoleh dana senilai Rp 3,66 triliun dari penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) ini.
4. Omicron Bikin Jiper, Investor Borong Saham Rumah Sakit
Mengawali perdagangan pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada dalam tekanan. Bahkan indeks sempat ambles 1% meskipun saat ini sudah mulai bangkit. Namun di saat IHSG ambles, hanya satu indeks sektoral yang terpantau menguat yaitu indeks sektoral kesehatan.
Indeks sektoral kesehatan naik 0,51% dan ditopang oleh kenaikan harga saham emiten rumah sakit, laborartorium hingga produsen obat.
Kenaikan harga saham emiten sektor kesehatan yang paling tinggi dialami oleh saham PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) yang melesat hingga 8,16%. Kemudian di posisi runner up ada duet BUMN yakni PT Indofarma Tbk (INAF) dan PT Kimia Farma Tbk (KAEF) yang naik masing-masing 5%.
5. Purnomo Prawiro Borong Saham Blue Bird Lagi, untuk Apa?
Pendiri perusahaan taksi PT Blue Bird Tbk (BIRD), Purnomo Prawiro kembali menambah pundi-pundi kepemilikan sahamnya.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Purnomo melakukan transaksi pembelian saham pada 23 dan 25 November di harga yang berbeda-beda mulai dari Rp 1.575 per saham dan harga tertinggi Rp 1.600 per saham.
Jumlah saham yang dibeli Purnomo sebanyak 3.725.200 saham. Sehingga, dari transaksi tersebut, kepemilikan sahamnya di BIRD bertambah dari sebelumnya 280.919.100 saham atau 11,22% menjadi 284.654.300 saham atau 11,37%.
6. Ada Omicron & PPKM Diperketat, 'Kiamat' Restoran & Maskapai
Varian baru Covid-19, Omicron, telah menyebar ke banyak negara di dunia. Varian ini telah membuat negara-negara, termasuk Indonesia, mulai memberlakukan pembatasan kedatangan dari negara yang sudah memiliki kasus penularan Omicron.
Sebagai antisipasi, pemerintah telah merilis aturan terbaru bagi pelaku perjalanan internasional khususnya warga negara asing (WNA) ini.
Penularan ini pun menimbulkan ketakutan pada emiten di sektor restoran dan pariwisata, sebab, jika berdampak pada penularan kasus yang tinggi, maka kemungkinan pemerintah akan kembali menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diperketat seperti yang sudah pernah terjadi di pertengahan tahun ini.
(mon/hps)