Analisis

Jangan Senang Dulu, Sesi II IHSG Masih Rawan Tertekan Kawan!

Tri Putra, CNBC Indonesia
29 November 2021 12:23
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG, Senin (22/11/2021) (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di sesi I awal pekan ini, Senin (29/11/2021) bak roller coaster. Namun hingga istirahat siang 11.30 WIB, IHSG terpantau menguat 0,44% dan ditutup di Rp 6.590.

Dibuka dengan pelemahan 0,13%, indeks cenderung terus terkoreksi di 15 menit awal hingga ambles sampai 1%. Kemudian tren bottoming up terbentuk dan IHSG berhasil rebound, meski kembali volatil satu jam setelah dibuka.

Pada perdagangan intraday, IHSG bergerak di rentang 6.487,75 hingga 6.6012,6. Data perdagangan mencatat ada 200 saham menguat, 341 saham melemah dan 126 stagnan.
Penguatan IHSG ditopang oleh naiknya saham-saham teknologi, kesehatan dan keuangan. Hal ini tercermin dari kenaikan indeks sektoral teknologi yang mencapai 1,49%.

Kemudian di posisi kedua dan ketiga ada indeks sektoral kesehatan dan keuangan yang masing-masing naik 0,9%. Penguatan saham-saham bank kakap lebih dari 1% turut mendorong apresiasi indeks sektoral keuangan dan IHSG.

Namun di tengah penguatan yang terjadi, asing cenderung angkat kaki dari bursa saham domestik dengan membukukan net sell di pasar reguler sebesar Rp 634,61 miliar.

Sentimen yang menggerakkan pasar hari ini masih terkait dengan varian baru Covid-19 yang dinamai Omicron yang disebut WHO lebih menular dari virus penyebab Covid-19 awal dan varian Delta.

Sebagai informasi varian tersebut pertama kali ditemukan di Afrika Selatan dan kini sudah ditemukan di Inggris, beberapa negara Eropa dan Asia seperti Hong Kong.

Tiga negara besar di daratan Eropa yaitu Inggris, Jerman dan Italia menyebutkan telah menemukan kasus terkait Omicron pada hari Sabtu lalu. Selain itu ada juga Hong Kong dan Belgia yang melaporkan kasus terkait Omicron di masing-masing negara.

Minggu lalu saat WHO mendeklarasikan variant of concern tersebut, pasar keuangan global terkoreksi tajam. Indeks saham utama bursa AS, Eropa dan Asia semuanya merah dengan koreksi lebih dari 2%. Investor cenderung lari ke aset minim risiko seperti emas dan obligasi pemerintah serta menjauhi saham.

Setelah terombang-ambing dan akhirnya menguat di sesi I, bagaimana arah pergerakan IHSG di sesi II? Berikut ulasan teknikalnya.

Analisis Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat posisi penutupan IHSG, maka indeks harus melewati level resisten terdekatnya di 6.600 dan selanjutnya di 6.657 untuk membentuk tren bullish.

Sementara itu indeks harus melewati level support terdekatnya di level psikologis 6.537 untuk mengalami tren bearish.

jkseGrafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv 

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 37,08 yang berada di area netral setelah sempat menyentuh level jenuh jual (oversold).

Bagaimanapun juga secara teknikal ruang untuk penurunan apresiasi IHSG di sesi II masih terbuka tentunya dengan mempertimbangkan volatilitas yang tinggi dan gagal tertembusnya level resisten terdekat.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular