Omicron Tekan Pasar Saham, Aset Kripto Pede di Zona Hijau

chd, CNBC Indonesia
Senin, 29/11/2021 09:55 WIB
Foto: Ilustrasi Bitcoin (Photo by Executium on Unsplash)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga kripto berkapitalisasi pasar besar (big cap) berhasil berbalik arah ke zona hijau pada perdagangan Senin (29/11/2021) pagi waktu Indonesia, setelah sempat terkoreksi cukup dalam pada perdagangan akhir pekan lalu karena investor juga khawatir dengan varian baru virus corona (Covid-19).

Investor tampaknya mengalihkan investasi dari pasar saham ke aset kripto, pasalnya pasar saham sedang mendapat tekanan dari varian baru virus covid-19, Omicron. 

Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 09:00 WIB, mayoritas kripto berkapitalisasi pasar besar (big cap) rebound ke zona hijau pada pagi hari ini.


Bitcoin melesat 6,36% dan kembali diperdagangkan di kisaran level US$ 57.000, atau lebih tepatnya ke harga US$ 57.637,44/koin atau setara dengan Rp 827.097.264/koin (asumsi kurs hari ini Rp 14.350/US$), setelah sempat ambles ke kisaran level US$ 54.000.

Sedangkan untuk koin digital alternatif (altcoin) juga mulai pulih kembali. Ethereum melompat 7,61% ke level US$ 4.336,43/koin atau Rp 62.227.771/koin, solana terbang 7,87% ke US$ 201,57/koin (Rp 2.892.530/koin), dan cardano terdongkrak 6,81% ke US$ 1,61/koin (Rp 23.104/koin).

Berikut pergerakan 10 kripto besar berdasarkan kapitalisasi pasarnya pada hari ini.

Dalam tujuh hari terakhir, mayoritas kripto big cap mengalami koreksi harga. Hanya tiga kripto yang masih mencatatkan penguatan yakni ethereum yang melesat 2,87%, binance coin yang melonjak 6,99%, dan USD Coin yang menguat 0,19%.

Sedangkan koreksi kripto big cap yang paling parah dalam tujuh hari terakhir adalah cardano yang ambles 11,19% dan polkadot yang ambruk 11,18%.

Bitcoin dan kripto big cap lainnya berhasil berbalik arah (rebound) ke zona hijau setelah sempat terjatuh pada perdagangan akhir pekan lalu karena investor khawatir dengan varian Omicron.

Sebelumnya pada perdagangan Minggu (28/11/2021) kemarin, bitcoin sempat ambles 8%. Menurut laporan data Coin Metrics, harganya sempat mencapai US$ 54.321 atau Rp 783 juta.

Dalam laporan tersebut, harga hari itu merosot dalam level terendah sejak awal Oktober, dikutip CNBC Internasional, Minggu (28/11/2021).

Tak hanya di bitcoin, koin digital alternatif (altcoin) dengan kapitalisasi pasar paling besar, yakni ethereum juga mengalami penurunan hingga mencapai 10% menjadi US$ 4.059 atau Rp 58,5 jutaan. Sedangkan altcoin lainnya seperti XRP menurun menjadi di bawah 95 sen atau 9,9%.

Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) memberi label Omicron pada varian yang sebelumnya bernama B.1.1.529, di mana virus ini dikabarkan lebih menular dan mematikan. Varian Omicron pertama kali di temukan di Afrika Selatan dan tujuh negara di selatan Afrika.

Alhasil untuk mencegah penyebaran meluas, Amerika Serikat (AS) dan negara-negara lain, utamanya negara maju memberlakukan pembatasan perjalanan dari dan ke Afrika Selatan dan tujuh negara lainnya di selatan Afrika.

Namun, WHO mengatakan dalam sebuah pernyataannya pada Minggu (28/11/2021) kemarin bahwa mereka masih belum mengetahui jelas apakah infeksi varian Omicron menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan dengan strain lain, termasuk Delta.

"Varian ini tampaknya tidak seburuk yang diperkirakan pasar pada Jumat lalu, tetapi kita tetap harus berhati-hati," kata John Vail, global strategist di Nikko Asset Management, dilansir dari CNBC International.

Pernyataan terbaru dari WHO tersebut sepertinya membuat investor di pasar kripto bisa sedikit bernafas lega pada hari ini dan mulai kembali memburu aset kripto secara bertahap pada pagi hari ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: "Panas" AS-China & Aksi The Fed Bikin Bitcoin Berpesta