Covid Terbaru Mengancam, IHSG Terlempar ke 6.600 di Closing 1

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
26 November 2021 11:52
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021).  Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021). Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambruk pada penutupan perdagangan sesi pertama Jumat (26/11/2021), di tengah kekhawatiran memburuknya pandemi di tengah munculnya varian terbaru virus Covid-19 yang bisa mementahkan vaksin.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.603,087 atau drop 96,3 poin (-1,44%) pada penutupan siang. Dibuka naik 0,15% ke 6.688,569, indeks acuan utama bursa ini tak sekalipun berkesempatan mencicipi zona hijau.

IHSG terus tertekan dan meluncur ke level terendah hariannya pada 6.594,813 jelang penutupan pukul 11:30 WIB. Dua-pertiga saham di bursa berdarah-darah yakni sebanyak 431 unit, menyisakan 119 yang menguat, dan 109 flat.

Nilai perdagangan meningkat ke level Rp 9,1 triliun yang melibatkan 17 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 945.000-an kali. Investor asing hari ini masih mencetak penjualan bersih (net sell), senilai Rp 101,3 miliar.

Saham yang mereka lego terutama adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dengan nilai penjualan bersih masing-masing sebesar Rp 148,2 miliar dan Rp 74,7 miliar. Kedua saham tersebut tertekan, masing-masing sebesar 1% ke Rp 7.350/saham dan 2,4% menjadi Rp 605/saham.

Sebaliknya, saham yang diburu antara lain PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dengan nilai pembelian bersih masing-masing Rp 348,1 miliar dan Rp 22,1 miliar. Keduanya bergerak berlawanan arah, dengan reli TLKM sebesar 0,25% ke Rp 4.010 dan koreksi TBIG sebesar 1,65% ke Rp 2.980/saham.

Dari sisi nilai transaksi, saham TLKM dan BBCA memimpin dengan total nilai perdagangan masing-masing sebesar Rp 461,1 miliar dan Rp 315,8 miliar dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) senilai Rp 280,1 miliar.

Koreksi IHSG terjadi di tengah ambruknya mayoritas bursa Asia. Indeks Nikkei Jepang memimpin dengan koreksi sebesar 3%, sementara Hang Seng Hong Kong drop 2,1% dan KOSPI Korea Selatan drop 1,3%. Tak ada bursa utama di Asia yang menguat.

Sentimen negatif pemicunya adalah munculnya virus corona (Covid-19) varian terbaru dengan lonjakan mutasi, yalni B.1.1.529. Varian Covid-19 ini telah terdeteksi di Afrika Selatan dan bermutasi menjadi lebih resistensi melawan antibodi sehingga dikhawatirkan mengurangi efektivitas vaksin dan secara bersamaan lebih menular.

Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengatakan tengah meminta pertemuan darurat untuk memantau varian itu. Hal ini penting di tengah makin melonjaknya kasus Covid-19 di Eropa dan dunia yang memasuki musim liburan akhir tahun.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Bank Diburu, IHSG Awet Menghijau Hingga Closing Sesi 1

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular