Sempat Sentuh 6.700, IHSG Akhiri Sesi 1 dengan Reli 62 Poin
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona positif pada penutupan perdagangan sesi pertama Jumat (19/11/2021), di tengah kuatnya keyakinan konsumen akan pemulihan ekonomi.
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.698,784 atau melesat 62,3 poin (+0,94%) pada penutupan siang. Dibuka naik 0,6% ke 6.651,779, indeks acuan utama bursa ini menyentuh level tertinggi harian pada 6.704,915 sekitar pukul 11:00 WIB.
Tak sekalipun menyentuh teritori negatif, nilai perdagangan mencapai Rp 7,1 triliun, yang melibatkan 18 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 850.000-an kali. Sebanyak 288 saham naik, 203 unit melemah, dan 168 sisanya flat.
Investor asing mencetak pembelian bersih (net buy) senilai Rp 332,8 miliar. Saham yang mereka buru terutama adalah PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan nilai pembelian bersih masing-masing Rp 301,5 miliar dan Rp 138,1 miliar. Saham TLKM lompat 6,1% ke Rp 3.850/unit dan BBRI naik 1,4% ke Rp 4.240/saham.
Sebaliknya, aksi jual asing menimpa saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dengan nilai penjualan bersih masing-masing sebesar Rp 32,4 miliar dan Rp 19,7 miliar. Kedua saham tersebut melemah, di mana BBNI naik 1,1% menjadi Rp 7.000 dan SMGR surut 0,3% ke Rp 8.950/saham.
Dari sisi nilai transaksi, saham TLKM meraja dengan total nilai perdagangan Rp 583,3 miliar diikuti PT Central Proteina Prima Tbk (CPRO) senilai Rp 417,4 miliar, dan BBRI senilai Rp 411,3 miliar.
Reli IHSG terjadi di tengah tren pergerakan variatif indeks bursa Asia, dengan reli indeks Nikkei sebesar 0,45% dan KOSPI Korea Selatan sebesar 0,53%. Sebaliknya, indeks Hang Seng Jong Kong drop 1,8% sementara Strait Times Singapura melemah 0,75%.
Indonesia tidak menghadapi kendala pasokan sehingga tidak terjadi lonjakan inflasi seperti yang dihadapi negara maju dan mengancam pemulihan ekonomi mereka. Kondisi inflasi tinggi in diwaspadai oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Oktober 2021 mencatat inflasi 0,12% (mtm) sehingga inflasi sampai Oktober mencapai 0,93% (ytd). Secara tahunan, inflasi tercatat 1,66% (yoy), meningkat dari inflasi September 1,6% (yoy).
Namun demikian, inflasi yang rendah ini menurut Bank Indonesia (BI) menjadi indikasi masih lemahnya permintaan oleh masyarakat. "Artinya permintaan masih rendah, ekonomi belum berjalan. Kita minta yang fit di Indonesia pada kisaran adalah 2-4%. Okelah di batas bawah 2% sudah cukup baik," ujar Dody Budi Waluyo, Deputi Gubernur BI.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)