Ikuti Wall Street, IHSG Naik Tipis di Closing Sesi 1

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
Rabu, 17/11/2021 11:54 WIB
Foto: Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021). Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) betah di jalur hijau hingga penutupan perdagangan sesi pertama Rabu (17/11/2021), di tengah kuatnya keyakinan konsumen akan pemulihan ekonomi.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.660,544 atau tumbuh 9,3 poin (+0,14%) pada penutupan siang. Dibuka naik 0,25% ke 6.667,862, indeks acuan utama bursa ini menyentuh level tertinggi harian pada 6.679,304 pukul 09:00 WIB.

Tak sekalipun menyentuh teritori negatif, nilai perdagangan menguat menjadi Rp 8,2 triliun, yang melibatkan 18 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 856.000-an kali. Sebanyak 233 unit naik, 252 melemah, dan 172 sisanya flat.


Investor asing mencetak pembelian bersih (net buy) Rp 177,05 miliar. Saham yang mereka buru terutama adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan nilai pembelian bersih masing-masing Rp 72,9 miliar dan Rp 41,7 miliar. Saham BBRI naik 1,2% ke Rp 4.180/saham dan BBNI lompat 1,45% ke Rp 6.975/unit.

Sebaliknya, aksi beli asing menimpa saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dengan nilai penjualan bersih masing-masing sebesar Rp 51,4 miliar dan Rp 35,1 miliar. Kedua saham tersebut melemah, di mana TLKM drop 1,1% menjadi Rp 3.630 dan SMGR surut 1,4% ke Rp 9.050/saham.

Dari sisi nilai transaksi, saham PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) meraja dengan total nilai perdagangan Rp 296,6 miliar diikuti BBRI senilai Rp 271,8 miliar, dan PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) senilai Rp 229,9 miliar.

Wall Street yang kembali menguat pada perdagangan Selasa membantu pembentukan sentimen positif ke pasar Asia hari ini. Apalagi, penguatan Wall Street ditopang oleh data penjualan ritel yang apik, menunjukkan kuatnya perekonomian Paman Sam.

Sementara itu di awal pekan ini, Presiden AS Joe Biden sudah menandatangani rancangan undang-undang (RUU) infrastruktur senilai US$ 1 triliun atau setara Rp 14.200 triliun (kurs Rp 14.200/US$).

Dengan ditandatanganinya RUU dan menjadi Undang-Undang tersebut maka pendanaan untuk proyek infrastruktur akan cair dan tentunya bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi AS lebih tinggi lagi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pasang Surut IHSG & Rupiah Tutup Semester I-2025