Utang Rp 139 T, Garuda Ajukan Proposal Restrukturisasi

Jakarta, CNBC Indonesia - Manajemen PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) telah menyerahkan skema proposal restrukturisasi utang-utangnya kepada lessor dan kreditor. Proposal ini nantinya kan ditinjau secara komprehensif oleh pihak yang bersangkutan sebagai basis pertimbangan proses restrukturisasi yang akan dijalankan.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan penyampaian proposal ini merupakan bagian dari proses restrukturisasi dan pemulihan Garuda.
"Penyampaian skema proposal restrukturisasi ini menjadi langkah awal dari keseluruhan proses restrukturisasi dan menjadi momentum penting dalam upaya kami untuk bertransformasi menjadi entitas bisnis yang lebih adaptif, efisien, dan profitable," kata Irfan dalam siaran persnya, dikutip Rabu (17/11/2021).
Dia menjelaskan, proposal tersebut memuat rencana jangka panjang bisnis Garuda serta sejumlah penawaran dalam pengelolaan kewajiban bisnis kami dengan para lessor, kreditur, dan para pemasok utamanya.
Proposal ini disampaikan dalam kanal digital yang dapat diakses secara real time oleh seluruh lessor, kreditur, maupun pihak terkait lainnya mengacu pada ketentuan non-disclosure agreement yang telah disepakati seluruh pihak.
Proposal ini juga nantinya akan diselaraskan dengan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) dengan PT Mitra Buana Koorporindo (MBK) senilai Rp 4,16 miliar di Pengadilan Niaga Jakarta yang saat ini tengah berproses.
Di samping itu, perusahaan juga telah berkoordinasi dengan tim restrukturisasi dan advisors untuk melakukan koordinasi intensif bersama pihak lessor dan kreditur untuk menjawab dan mempelajari setiap feedback yang disampaikan kepada perusahaan atas skema proposal ini dan segera melakukan tindak lanjut negosiasi agar dapat memperoleh kesepakatan terbaik.
"Dukungan lessor dan kreditur tentunya memiliki makna penting bagi kami dalam mendukung upaya transformasi mindset bisnis yang lebih adaptif dan resilient dalam menjawab tantangan industri di masa depan," tandasnya.
Sebelumnya, manajemen Garuda Indonesia dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menargetkan total seluruh utang PT Garuda Indonesia (Persero)Tbk (GIAA) bisa turun menjadi US$ 3,69 miliar atau setara dengan Rp 52,39 triliun (asumsi kurs Rp 14.200/US$).
Nilai ini turun signifikan dari total utang saat ini yang sebesar US$ 9,78 miliar atau Rp 138,88 triliun. Dari jumlah utang tersebut, utang lessor (penyewa pesawat) tercatat mencapai US$ 9 miliar atau setara Rp 128 triliun.
Dalam bahan paparan yang disampaikan Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo di rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, terdapat beberapa opsi yang akan ditawarkan kepada beberapa kreditor dan lessor.
Targetnya akan dilakukan pengurangan jumlah utang kisaran 70%-85% untuk masing-masing kreditor. Tiko menegaskan bahwa untuk masing-masing kreditor ini akan mendapatkan perlakuan yang berbeda-beda untuk setiap kreditornya.
Secara rinci, utang perusahaan dalam bentuk pajak dan gaji karyawan tidak akan dikurangi sama sekali, namun akan dibayarkan secara bertahap.
Selanjutnya untuk kreditur secured alias kredit dengan jaminan, akan diselesaikan melalui collateral settlement, namun tidak akan mengalami penurunan tingkat utang.
Utang yang tidak akan mengalami penurunan jumlah lainnya adalah utang dalam bentuk Obligasi Wajib Konversi (OWK) seluruhnya akan dikonversi menjadi ekuitas.
Selanjutnya untuk kreditor dari BUMN, yakni Bank Himbara(Himpunan Bank-bank Milik Negara), PT Pertamina, PT Airnav Indonesia dan PT Gapura Angkasa, penawaran yang diberikan adalah dengan mengajukan zero coupon bond dengan tenor selama 20 tahun.
Sedangkan untuk operator bandara, PT Angkasa Pura 1 dan 2 serta vendor usaha lainnya akan ditawarkan untuk zero coupon bond dan debt to equity swap di Garuda.
Bentuk restrukturisasi ini juga ditawarkan kepada utang dalam bentuk sukuk global dan KIK-EBA, serta pinjaman dari Lembaga Pembiayaan Ekspor-Impor (LPEI) dan bank-bank swasta.
Utang dalam bentuk tunggakan dan klaim kepada lessor, langkah penyelesaian yang ditawarkan adalah dengan hair cut dan penawaran ekuitas di Garuda. Hal yang sama juga ditawarkan kepada lessor yang pembelian pesawatnya dibatalkan.
[Gambas:Video CNBC]
Tanri Abeng Sebut 2 Jurus Selamatkan GIAA dari Gunungan Utang
(mon/hps)