Jadi Tempat Lindung Nilai, Reli Aset Kripto Belum Berhenti

chd, CNBC Indonesia
Jumat, 12/11/2021 10:15 WIB
Foto: Ilustrasi Bitcoin (Photo by Executium on Unsplash)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mayoritas mata uang kripto (cryptocurrency) berkapitalisasi pasar di atas US$ 30 miliar (setara Rp 428 triliun, kurs Rp 14.250/US$) terpantau menguat pada perdagangan Jumat (12/11/2021) pagi waktu Indonesia, di mana bitcoin dan ethereum cenderung stabil setelah sempat menurun dari level tertinggi barunya pada Rabu (10/11/2021) lalu.

Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 09:00 WIB, bitcoin menguat 0,43% ke level harga US$ 65.193,41/koin atau setara dengan Rp 929.006/093/koin, ethereum melesat 3,65% ke level US$ 4.789,81/koin atau Rp 68.254.793/koin.

Sedangkan untuk koin digital cardano melemah 0,43% ke level US$ 2,08/koin (Rp 29.640/koin) dan solana terkoreksi 0,24% ke US$ 237,28/koin (Rp 3.381.240/koin).


Berikut pergerakan 10 kripto dengan kapitalisasi pasar di atas US$ 30 miliar.

"Pergerakan harga yang volatil selalu akan ada di setiap instrumen investasi berbasis risiko," kata Nicholas Cawley, analis di DailyFX, kepada CoinDesk.

Bitcoin cenderung stabil pada pagi hari ini, setelah sempat mundur dari level tertinggi sepanjang masanya di kisaran level US$ 68.950. Analis mengharapkan kenaikan lebih lanjut di bitcoin meskipun masih ada perubahan harga dalam jangka pendek.

"Trader jangka panjang di bitcoin dan ethereum dapat menggunakan aksi jual baru-baru ini untuk membangun posisi mereka karena sentimen ke depan tetap positif," tambah Cawley.


Analis lain menunjuk pada pembaruan Taproot blockchain Bitcoin yang akan datang sebagai peristiwa bullish untuk harga bitcoin.

"Upgrade Taproot kemungkinan akan dilakukan pada akhir pekan ini atau awal pekan depan," tulis QCP Capital dalam pengumuman Telegramnya.

"Hal ini adalah peningkatan terbesar sejak SegWit pada tahun 2017 dan akan meningkatkan seluruh rangkaian fungsi utama," tambah QCP.

Selain itu, tren bitcoin juga akan tetap bullish di tengah melonjaknya inflasi Amerika Serikat (AS) pada periode Oktober 2021, di mana bitcoin dapat menjadi aset lindung nilai (hedging) bagi beberapa investor dan trader.

Sebelumnya pada Rabu (10/11/2021) malam waktu Indonesia, Indeks harga konsumen (IHK) AS dilaporkan melesat 6,2% secara tahunan (year-on-year/yoy), atau lebih panas dari estimasi ekonom dalam polling Dow Jones yang memperkirakan angka 5,9%.

Angka itu juga menjadi yang tertinggi sejak tahun 1990. Secara bulanan (month-on-month/mom), IHK melompat 0,9% atau di atas estimasi yang sebesar 0,6%.

Melonjaknya IHK AS membuat imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (Treasury) sempat melonjak hingga 12 basis poin ke kisaran level 1,5% pada penutupan perdagangan Rabu (10/11/2021) lalu.

Meskipun kini pelaku pasar tak lagi menganggap serius dari inflasi AS, namun bagi beberapa investor di kripto, hal tersebut dapat dijadikan acuan untuk mencari aset yang relatif aman dari inflasi, seperti bitcoin.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: "Panas" AS-China & Aksi The Fed Bikin Bitcoin Berpesta