Dolar Kelewat Perkasa, Minyak Pun Dibikin Tak Berdaya...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
12 November 2021 08:49
Pengendara motor mengatre untuk mengisi bahan bakar Pertalite di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) kawasan Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (17/9/2020). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Pengendara motor mengatre untuk mengisi bahan bakar Pertalite di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) kawasan Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (17/9/2020). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia bergerak turun pada perdagangan pagi ini. Keperkasaan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) membuat gerak si emas hitam jadi terbatas.

Pada Jumat (12/11/2021) pukul 08:14 WIB, harga minyak jenis brent berada di US$ 82,65/barel. Turun 0,27% dibandingkan sehari sebelumnya.

Sementara yang jenis light sweet harganya US$ 81,38/barel. Berkurang 0,26%.

Dolar AS sedang menapaki jalur pendakian. Pada pukul 08:19 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,05% ke 95,23.

Minyak adalah aset yang dibanderol dalam dolar AS. Ketika dolar AS menguat, maka minyak jadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan minyak bakal turun dan harga mengikuti.

Dari sisi fundamental, tingginya harga minyak akhir-akhir ini diperkirakan bakal menekan permintaan. Seperti lingkaran setan, penurunan permintaan pada akhirnya menurunkan harga.

Dalam laporan bulanan terbarunya, Organisasi Negara-negara Eksportir Minyak (OPEC) menyebut permintaan minyak pada kuartal IV-2021 diperkirakan rata-rata 99,49 juta barel/hari. Turun 330.000 barel/hari dibandingkan proyeksi yang dibikin bulan lalu.

Dinamika ini tentu menjadi sentimen negatif buat harga minyak. Dihantui risiko penurunan permintaan, harga minyak pun terpangkas.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Pasokan Libya Bikin Panas Harga Minyak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular