Biar Nyaman Cari Cuan, Baca Dulu 7 Kabar Penting Ini

Monica Wareza, CNBC Indonesia
11 November 2021 08:39
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021).  Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021). Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Satu sekuritas asing akan meninggalkan pasar dalam dan sudah dicabut izin operasionalnya oleh bursa. Sejumlah perusahaan juga dalam proses untuk menawarkan sahamnya ke publik.

CNBC Indonesia telah merangkum tujuh peristiwa emiten pada perdagangan kemarin, Rabu (10/11/2021), untuk menjadi bahan pertimbangan sebelum perdagangan hari ini Kamis (11/11/2021) dibuka.

1. Simak! Bos Telkom Buka-bukaan IPO Mitratel, Salip Bukalapak?

Manajemen BUMN PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) hadir di DPR untuk menjelaskan perihal aksi korporasi penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) PT Dayamitra Telekomunikasi alias Mitratel dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (10/11/2021).

Dalam penjelasannya, manajemen Telkom menyebutkan aksi korporasi pelepasan saham anak usaha menara ini akan memberikan dampak positif kepada perusahaan.

Rencana IPO juga akan memberikan permodalan yang kuat bagi anak usaha Telkom di bisnis menara ini untuk mengembangkan bisnis.

2. Gak Naik, Vale Targetkan Produksi Nikel di 2022 65 Ribu Ton

PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengungkapkan produksi nikel matte pada 2022 diperkirakan masih tetap berada di kisaran 65 ribu ton, tidak berubah dari perkiraan 2021.

Febriany Eddy, Presiden Direktur PT Vale Indonesia Tbk, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR RI mengatakan, perkiraan produksi ini dikarenakan adanya penghentian operasional dari sejumlah tanur (furnace) alias "kompor" smelter pada 2022.

"Tahun depan produksi akan sama seperti tahun ini 65 ribu ton, karena kami ada empat tanur listrik yang salah satunya akan di-furnish, karena paling tua di dunia sudah di atas 20 tahun, sehingga harus dibangun ulang," paparnya dalam RDP Komisi VII DPR RI, Rabu (10/11/2021).

3. Ekspansi Ke Timur, Widodo Makmur Incar Dana Ipo Rp 1,8 T

PT Widodo Makmur Perkasa (WMP) akan melakukan penawaran umum perdana saham di BEI pada 26 November 2021. CEO & Founder WMP, Tumiyana menyebutkan WMP akan melepas sekitar 25% atau sebanyak 8,3 miliar lembar saham dan menargetkan meraup dana segar sekitar Rp 1,4 triliun hingga Rp 1,83 triliun.

"Sekarang dalam masa book building dan akan selesai hari ini. Book building diharapkan tanggal 18 November dapat efektif dan kita bisa melantai di bursa kira-kira di tanggal 26 November perkiraan. Mudah-mudahan schedule ini bisa terpenuhi," kata dia dalam Squawk Box CNBC Indonesia, Rabu (10/11/2021).

Tumiyana menjelaskan, dana raihan dari IPO tersebut diprioritaskan untuk mengembangkan peternakan terintegrasi di tiga titik di Sumatera, Sulawesi dan Papua. Dengan begitu ketiganya bisa dikembangkan menjadi basis produksi, dan mendorong pertumbuhan WMP ke depan.

4. Bidik Dana IPO Rp 4 T, Cek Dulu Jeroan Keuangan Grup Cimory!

Perusahaan produsen produk susu dan makanan Cimory, PT Cisarua Mountain Dairy, berencana akan segera melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Berdasarkan prospektus e-IPO yang disampaikan kepada BEI, perseroan berencana menawarkan sebanyak 1.190.203.000 saham baru atau setara 15% saham.

Adapun, harga penawaran umum perdana saham perseroan di kisaran Rp 2.780 sampai dengan Rp 3.160 per saham, sehingga dari IPO ini perseroan berpotensi menggalang dana sebesar Rp 3,30 triliun sampai dengan Rp 3,76 triliun atau nyaris Rp 4 triliun dengan asumsi harga tertinggi.

5. Perhatian! Izin Citigroup Sekuritas Resmi Dicabut Bursa

Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi mencabut Surat Persetujuan Anggota Bursa (SPAB) PT Citigroup Sekuritas Indonesia.

Dengan pencabutan SPAB tersebut, Citigroup Sekuritas Indonesia tidak lagi menjalankan bisnis perdagangan efek di tanah air.

Hal ini tertuang dalam pengumuman dengan nomor Peng-00045/BEI.ANG/11-2021 pada 10 November 2021 yang disampaikan Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI, Kristian Manullang dan Direktur Perdagangan dan Anggota Bursa BEI, Laksono Widodo.

6. Waduh..Saham Negara di Garuda Bisa Tergerus, Ini Pemicunya!

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyebutkan akan ada potensi tergerusnya (dilusi) kepemilikan saham negara di PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Hal ini sejalan dengan proses restrukturisasi seluruh kewajiban perusahaan kepada kreditornya.

Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan opsi kepemilikan investor baru kemungkinan akan diajukan oleh perusahaan dan kementerian saat restrukturisasi tersebut selesai.

Bahkan ada potensi saham negara atau pemerintah RI lewat Kementerian BUMN bisa tidak mayoritas lagi.

7. Ramai-ramai Rights Issue, 40 Emiten Bidik Dana Jumbo Rp 24 T

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat terdapat 40 perusahaan yang berada dalam pipeline untuk melakukan penambahan modal dengan skema penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna Setia mengungkapkan, total dana yang berpotensi dihimpun dalam rights issue tersebut senilai Rp 24,44 triliun.

Dari jumlah itu, sebanyak delapan perusahaan di antaranya menargetkan perolehan dana rights issue lebih dari Rp 1 triliun. Salah satunya adalah perusahaan BUMN konstruksi, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) yang menargetkan akan melakukan rights issue dengan emisi senilai Rp 4 triliun sebelum akhir tahun ini.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular